JAKARTA. Gencarnya program pemerintah dalam membangun infrastruktur membuat kebutuhan baja terus meningkat. Oleh karena itu, PT Krakatau Steel Tbk, produsen baja segera akan meningkatkan produksinya pada 2025. Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Mas Wigrantoro Roes Setyadi menyampaikan bahwa akan ada klaster industri baja di Cilegon dengan total kapasitas sebesar 10 juta ton. "Kami akan bekerjasama dengan perusahaan baja Korea Posco dan juga Nippon Steel dari Jepang," kata Mas Wigrantoro, Selasa (23/5). Saat ini kapasitas produksi emiten berkode dagang KRAS dengan PT Krakatau Posco mencapai 4,5 juta ton. Di 2019 dengan beroperasinya pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 maka ada tambahan kapasitas sebanyak 1,5 juta ton yang artinya menjadi total sebesar 6 juta ton. "Pendirian tambahan 4 juta ton itu tentunya membutuhkan nilai investasi US$ 4 miliar yang dananya dari Krakatau Steel, Posco dan Nippon Steel" ungkap Mas Wig. Di sisi lain, kinerja laporan keuangan KRAS pada kuartal I-2017, menunjukkan pertumbuhan. Sebagai informasi di kuartal I-2017 pendapatan KRAS menjadi US$ 350,1 juta atau naik 12% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 311,2 juta.
KRAS akan tingkatkan kapasitas jadi 10 juta ton
JAKARTA. Gencarnya program pemerintah dalam membangun infrastruktur membuat kebutuhan baja terus meningkat. Oleh karena itu, PT Krakatau Steel Tbk, produsen baja segera akan meningkatkan produksinya pada 2025. Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Mas Wigrantoro Roes Setyadi menyampaikan bahwa akan ada klaster industri baja di Cilegon dengan total kapasitas sebesar 10 juta ton. "Kami akan bekerjasama dengan perusahaan baja Korea Posco dan juga Nippon Steel dari Jepang," kata Mas Wigrantoro, Selasa (23/5). Saat ini kapasitas produksi emiten berkode dagang KRAS dengan PT Krakatau Posco mencapai 4,5 juta ton. Di 2019 dengan beroperasinya pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 maka ada tambahan kapasitas sebanyak 1,5 juta ton yang artinya menjadi total sebesar 6 juta ton. "Pendirian tambahan 4 juta ton itu tentunya membutuhkan nilai investasi US$ 4 miliar yang dananya dari Krakatau Steel, Posco dan Nippon Steel" ungkap Mas Wig. Di sisi lain, kinerja laporan keuangan KRAS pada kuartal I-2017, menunjukkan pertumbuhan. Sebagai informasi di kuartal I-2017 pendapatan KRAS menjadi US$ 350,1 juta atau naik 12% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 311,2 juta.