KRAS menyebut investasi blast furnace untuk perbesar margin



KONTAN.CO.ID - CILEGON. Produsen baja plat merah, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk baru saja menyalakan blast furnace nya. Diharapkan fasilitas peleburan crude steel ini dapat menambah kapasitas industri hulu baja di Indonesia. Silmy Karim, Direktur Utama emiten yang berkode KRAS ini mengatakan setelah perdana dinyalakan saat ini, maka awal Januari 2019 nanti produk jadi sudah dapat dikomersilkan. Untuk tahap awal tungku api yang berkapasitas 1,2 juta ton per tahun ini memiliki utilisasi sekitar 30%, hingga enam bulan kedepan perseroan bakal menggenjot kemampuan produksi tersebut sampai 100%. Blast furnace ini menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya, dibandingkan dengan jenis yang berbahan bakar gas, tungku api ini dinilai lebih efisien dan murah. Dikarenakan harga gas yang tinggi, sementara batubara dari segi ongkos produksi jauh lebih kompetitif. Selama ini, menurut Silmy ongkos produksi baja rata-rata mencapai US$ 450 per tonnya. "Dengan penambahan kapasitas blast furnace ini ada kesempatan penghematan US$ 58 per ton, sehingga ini memperbesar ruang margin kami," ungkapnya saat launching fasilitas produksi tersebut, Kamis (20/12). Adapun total investasi untuk membangun dan menghidupkan blast furnace ini menurut manajemen mencapai US$ 1 miliar. Untuk memproduksi crude steel, KRAS memasok 70% iron ore dari impor karena memang belum banyak tersedia di lokal, sedangkan bahan seperti cooking coal (kokas)nya adalah produksi internal perseroan. Dengan penambahan kapasitas dari blast furnace ini, menurut manajemen kapasitas produksi KRAS sekitar 4,5 juta ton per tahun. Dalam beberapa tahun kedepan, perseroan ditargetkan memiliki kapasitas produksi mencapai 10 juta ton per tahun. Rinciannya belum dapat disampaikan secara detil, namun yang jelas kata Silmy April 2019 nanti pabrik Hot Strip Mill (HSM) II bakal beroperasi dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahunnya. Selain itu, KRAS juga masih mempelajari kemungkinan untuk mengakuisisi pabrik baja lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini