JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) terus mengembangkan bisnis anak usaha, PT Krakatau Posco. Perusahaan hasil kerjasama dengan Posco ini nantinya akan membangun pabrik baja terpadu di Cilegon. Nah untuk melanjutkan proyek tersebut, KRAS akan menarik pinjaman untuk menambah modal. KRAS akan menambah utang US$ 200 juta dengan skema jaminan agen kredit ekspor atau export credit agency (ECA). Rencananya, KRAS akan menarik pinjaman tersebut dalam dua tahap. Tahap pertama, Krakatau Posco akan memperoleh dana sebesar US$ 110 juta pada akhir tahun ini. KRAS telah menandatangani perjanjian jaminan perusahaan atau sponsor guarantee pada 11 Desember. Tahap kedua, sisanya US$ 90 juta akan ditarik pada tahun depan. Meski begitu, pinjaman tersebut hanya akan dicairkan apabila nilai ekuitas Krakatau Posco memenuhi maksimal 50% dari nilai pinjaman. Jika nilai ekuitas tersebut tak terpenuhi, Krakatau Posco akan meminta izin dari para pemegang saham. Sebelumnya, Krakatau Posco telah memperoleh kredit sindikasi sebesar US$ 1,73 miliar dari 15 bank pada 14 Februari 2012. Pinjaman tersebut diperoleh dari The Export-Import Bank of Korea, Australia and New Zealand Banking Group Limited, PT Bank ANZ Indonesia, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, LTD Seoul Branch, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD cabang Jakarta, Credit Suisse AG, HSBC BANK PLC, Mizuho Corporate Bank LTD, Seoul Branch, PT Bank Mizuho Indonesia, Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank Korea Limited, Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Di situ, Sumitomo Mitsui Banking Corporation berlaku sebagai agen fasilitas (facility agent). Kemudian, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia merupakan agen jaminan dalam negeri (on-shore security agent). “Pada pelaksanaan proyek, ternyata biaya investasi tak mencukupi,” ucap Direktur Utama KRAS, Irvan Kamal Hakim, dalam keterbukaan informasi, Jumat (13/12). Di situ, KRAS memegang porsi 30% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuhnya yaitu Rp 8,6 triliun. Ini berarti, KRAS bertanggung jawab atas 30% dari total pinjaman Krakatau Posco. Pada pinjaman 2012, KRAS mesti menanggung US$ 518,7 juta. Kemudian, pada pinjaman tahun ini US$ 110 juta, KRAS memegang kewajiban US$ 33 juta. Secara keseluruhan, nilai transaksi jaminan KRAS yaitu US$ 551,7 juta. Dengan pinjaman baru tersebut, utang KRAS akan membengkak. Pada posisi September, liabilitas KRAS tercatat US$ 1,55 miliar. Sedangkan, ekuitas KRAS US$ 1,12 miliar. Maka, rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) KRAS mencapai 1,3 kali. Kinerja KRAS pada kuartal III tahun ini juga terlihat suram. Pendapatan KRAS menurun 4,3% menjadi US$ 1,1 miliar. Meski begitu, KRAS sudah bisa memperoleh untung US$ 10,63 juta. Kondisi ini lebih baik dibanding kuartal III 2012 dimana KRAS merugi US$ 9,8 juta.
Analis First Asia Capital, David Sutyanto menilai, saat ini bukan waktu yang tepat bagi emiten untuk menambah pinjaman. Apalagi, kinerja KRAS saat ini cenderung tak cemerlang. "Namun begitu Krakatau Posco ini rampung, KRAS akan mampu bangkit," ujar dia.David menilai, prospek Krakatau Posco bagi kontribusi bisnis KRAS ke depan cukup cerah. Pasalnya, Posco memiliki jaringan yang besar. Kemudian penggunaan mesin baru Krakatau Posco pun efektif dan efisien. Sehingga, margin perusahaan mampu meningkat jauh lebih tinggi. Di akhir pekan lalu, harga KRAS bergeming di Rp 490. David merekomendasikan, hold pada saham KRAS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News