Berkat perkembangan teknologi, kini banyak orang menginginkan sesuatu yang unik dan menarik untuk dijadikan sebagai hadiah ulang tahun bagi orang-orang yang mereka sayangi. Misalnya, mug yang memuat tulisan atau foto lucu dari orang yang ingin diberi hadiah. Hal itu bisa didapatkan dari layanan cetak digital atau digital printing. Tidak hanya menghasilkan spanduk atau baliho, kini layanan digital printing sudah makin variatif dalam memanfaatkan pelbagai media.
Mug hanya salah satu contoh. Di luar itu, masih banyak lagi, seperti puzzle, keramik, jam dinding, sarung bantal, piagam, box rokok, box kartu nama, gantungan kunci, dan lain-lain. Semua bentuk hadiah yang memanfaatkan layanan digital printing itu bisa diorder semenarik mungkin. Misalnya, memuat foto berdua bersama kekasih. Salah satu pemain bisnis digital printing ini adalah Amry manullang yang mengusung merek usaha Damai Digitalz di Jakarta. Ia sudah merintis usaha ini sejak tahun 2010. Sebelum membuka usaha sendiri, ia pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan digital printing. Ia kemudian terpikir membuka usaha sendiri. Menyadari persaingan bisnis ini sudah ketat, Amry pun berkreasi dengan berbagai pilihan media untuk mencetak gambar atau foto. Hingga kini, ia sudah melayani pembuatan produk digital printing di pelbagai media. Tak hanya kaos atau pin, Amry menyediakan layanan cetak digital di media lain, seperti piring, puzzle, asbak, mouse pad, hingga botol minuman. "Pokoknya selama media dan lapisan yang tahan panas bisa kami jadikan media cetak," ujar Amry. Bahkan, Amry juga bisa mencetak di media kayu, seperti meja, aneka kotak, dan sebagainya. Selain mencari ide sendiri, ia selalu berusaha memenuhi permintaan desain dari konsumen. Di mana pun konsumen ingin mencetak gambar, ia akan usahakan untuk memenuhi. Harga cetak di tempatnya cukup terjangkau karena Amry memiliki mesin cetak sendiri. Untuk sebuah mug, tarif cetaknya Rp 15.000 per unit dan asbak Rp 10.000 per unit. Puzzle dihargai mulai Rp 20.000 untuk ukuran A5 hingga Rp 30.000 untuk ukuran A4. Paling mahal adalah cetakan di botol minuman stainless steel yang dibanderol seharga Rp 60.000. "Kalau pesan banyak, diskonnya bisa sampai 20% dari harga eceran," ujarnya. Amry biasa mengerjakan 200 cetakan-300 cetakan dalam sebulan, dengan omzet sekitar Rp 15 juta. Kebanyakan pelanggan memesan buat sovenir, acara perusahaan atau koleksi pribadi. Menurut Amry, proses digital printing tidak terlalu rumit. Setelah memperoleh gambar atau foto dari pelanggan, ia lantas mengolahnya dengan program photoshop. Setelah proses editing selesai, ia mencetak (print) dengan tinta sublim. Hasilnya segera dipasang pada media yang diinginkan menggunakan mesin cetak. Tunggu beberapa saat, setelah suhu mencapai tertentu, hasil pun jadi. Jika hanya membuat satu produk, pelanggan bisa menunggu hasil sampai selesai. "Tingkat kesulitannya terletak pada penyesuaian warna saja," ujarnya. Terkadang, warna di komputer dengan hasil cetak belum tentu sama. Pemain lainnya adalah Angga Yosua di Duren Sawit, Jakarta Timur, yang mengeusung merek Prixtal Digital Print. Ia mengakui, media cetak digital kini makin variatif. Sama dengan Amry, ia biasa mendapatkan desain dari pelanggan kemudian mencetaknya di atas media yang dipesan pelanggan. Agar proses pencetakan desain itu bagus, Angga biasanya mencari bahan material yang bagus, termasuk variasi warna sesuai permintaan pelanggan.
Selain untuk kebutuhan sovenir, Angga juga banyak mendapatkan pesanan mencetak desain untuk kebutuhan banner, poster, dan stiker. Beragam desain itu ia cetak di pelbagai bidang, seperti di billboard, kayu, kaca, plastik, dan besi. “Kami memiliki mesin digital printing terbaru agar bisa melayani kebutuhan konsumen,” ujarnya. Sebagian besar pelanggannya berasal dari Jakarta. Dalam sebulan, ia bisa menerima puluhan hingga ratusan pesanan dari pelanggan, dengan omzet mencapai puluhan juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri