Kredit bank kakap mengalir deras



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank kelas kakap unjuk gigi dari sisi pertumbuhan penyaluran kredit. Lima bank papan atas itu membuktikan mampu mencetak pertumbuhan kredit dobel digit, atau di atas rata-rata pasar 10,2%.

Jejak yang baik ini akan diteruskan kembali pada semester kedua. Untuk itu, bank-bank akan selektif dalam menyalurkan kredit.

Bank OCBC NISP ingin terus mencetak pertumbuhan penyaluran kredit dua digit. "Kredit akan tumbuh antara 10% sampai 15% di akhir tahun," kata Hartati, Direktur Bank OCBC NISP, Kamis (26/7). Pada paruh kedua, penyaluran kredit fokus ke segmen ritel.


Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) menyampaikan, pihaknya tidak merevisi target penyaluran kredit 10%-12% di akhir tahun ini. Kredit berasal dari kredit infrastruktur dan sektor riil.

Darmawan Junaidi, Direktur Tresuri dan Internasional Bank Mandiri, menuturkan, akan terus menggelontorkan kredit. Bank berkode saham BMRI ini menargetkan kredit akan tumbuh 10% sampai 11% di akhir 2018 ini.

Target tersebut tak jauh berbeda dengan realisasi pertumbuhan paruh pertama, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit 11,8%. Penopang kredit BMRI berasal dari pinjaman korporasi, mikro dan korporasi menengah.

Misalnya, kredit korporasi mampu tumbuh 22,2% menjadi Rp 296,8 triliun di semester I-2018. Infrastruktur sebagai motor penggerak korporasi ini. Hingga pertengahan tahun, kredit ke infrastruktur mencapai Rp 165,8 triliun.

Bank Danamon tak ingin mengulang kinerja semester I-2018. Untuk itu, bank berkode saham BDMN ini menargetkan kredit akan tumbuh 8%–10% di akhir 2018 ini. Artinya, lebih tinggi dari target awal sebesar 4%–8%.

Satinder Ahluwalia, Direktur Keuangan Bank Danamon, optimistis, di semester kedua akan lebih baik. Danamon akan sinergi dengan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). Kredit Danamon tak dapat melaju di paruh pertama, karena mengurangi portofolio kredit mikro sekitar Rp 3 triliun-Rp 4 triliun. Alhasil, total penyaluran kredit mikro hanya Rp 4,5 triliun, jauh lebih rendah dari posisi Rp 8 triliun setahun lalu.

Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI membidik pertumbuhan kredit 13%–15% hingga akhir tahun ini. Demi memenuhi kredit, BNI membidik dana pihak ketiga (DPK) naik 11%–13%.

Sedangkan BTN optimistis, penyaluran kredit akan tumbuh 20% hingga akhir tahun. Di separuh pertama 2018, kredit tumbuh 19,14%. Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, pihaknya akan terus bermain di kredit perumahan yang memberikan keuntungan. Mayoritas kredit BTN ke sektor properti, terdiri dari KPR dan konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie