Kredit bank ke multifinance stagnan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, termasuk  ke perusahaan pembiayaan.

Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK beranggapan, kredit yang disalurkan ke multifinance akan disalurkan lagi ke nasabah multifinance. Kondisi itu yang membuat bank harus lebih hati-hati karena tidak mengetahui masing-masing profil nasabah multifinance tersebut.

PT Bank Mayora, misalnya sangat selektif dalam pemberian kredit kepada multifinance di 2018. Direktur Utama Bank Mayora, Irfanto Oeij menjelaskan, hal ini terkait dengan beberapa multifinance yangg bermasalah di tahun 2017. “Untuk itu kami tidak banyak memberikan kredit kepada multifinance. Kurang lebih hanya sekitar 5% hingga 7% dari total kredit yang kemi berikan,” jelas Irfanto, Selasa (6/3).


Sekadar informasi, Bank Mayora telah menyalurkan kredit hingga Rp 3,60 triliun per Januari 2018, tumbuh 12,85% secara tahunan atau year on year (yoy) dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,19 triliun.

PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) juga lebih selektif di 2018 untuk menghindari resiko yang akan timbul dari kredit multifinance. Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina menjelaskan, pihaknya akan membatasi penyaluran hanya kepada multifinance yang dimiliki oleh bank atau agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang berkinerja baik.

Menurutnya tahun ini penyaluran kredit ke lembaga pembiayaan akan sedikit melambat akibat dari kebijakan pembatasan tersebut. Adapun, outstanding kredit ke multifinance oleh Bank Ina sekitar Rp 230 miliar pada Desember 2017. “Untuk tahun 2018 sementara penyaluran akan dikurangi, jika tambah hanya selektif saja,” jelas Edy, Selasa (6/3).

Berdasarkan laporan keuangan bank per Januari 2018, saluran kredit Bank Ina sebesar Rp 1,51 triliun, tumbuh 16,15% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,30 triliun.

Benny Purnomo, Direktur Utama PT Bank MNC International Tbk (Bank MNC) menjelaskan, nilai kredit outstanding Bank MNC di sektor multifinance sekitar Rp 1,3 triliun per akhir 2017. MNC memasang target penyaluran yang stagnan di awal tahun. Ini merupakan pelaksanaan azas kehati-hatian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat