Kredit bank ke proyek 35.000 MW terbentur BMPK



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank besar mengaku pembiayaan untuk belanja modal PLN saat ini sudah mencapai batas Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

Hal ini menyebabkan bank sudah tidak bisa lagi menambah kredit modal kerja ke PLN. Seperti diketahui, tiap tahun PLN membutuhkan Rp 150 triliun-Rp 200 triliun.

Dari jumlah belanja modal ini 70% dipenuhi dari perbankan. "Memang dari aturan OJK ada batas maksimum pemberian kredit suatu perusahaan," kata Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Risk Management and Compliance Bank Mandiri, Selasa (19/12).

Batas maksimum ini ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya adalah permodalan suatu perusahaan. Saat ini Mandiri mengakui pemberian kredit ke PLN memang sudah mendekati BMPK.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan pada satu tahun terakhir realisasi pemberian kredit bank ke PLN sudah mencapai Rp 20 triliun.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA bilang saat ini jumlah kredit yang sudah diberikan ke PLN satu tahun terakhir mencapai Rp 10 triliun.

"Jika ada jaminan pemerintah untuk beberapa proyek kami masih membuka diri untuk PLN," kata Jahja kepada kontan.co.id, Rabu (20/12).

Sebelumnya Muhamad Ali, Direktur Human Capital Management PLN mengatakan perusahan sempat menaikkan aset perusahaan agar memenuhi aturan BMPK.

"Karena beberapa kali kami minta pembiayaan ke bank BUMN selalu terbentur dengan BMPK," kata Muhamad Ali ketika memberikan seminar di acara SWA, Selasa (19/12).

Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK bilang aturan BMPK dibuat agar risiko kredit bisa dikelola dengan baik.

"Jika sudah mentok, walau nilai asetnya dinaikkan namun BMPK tidak bisa dinaikkan," kata Boedi.

Untuk mengatasi ini Siddik menyarankan PLN untuk bisa mencari alternatif pembiayaan dari non perbankan. Beberapa alternatif yang bisa diambul seperti mengeluarkan surat utang korporasi seperti Jasa Marga lakukan.

Selain itu PLN bisa meminta pemerintah untuk menambah modal baru.

Herry juga menyarankan PLN mencari alternatif pembiayaan dari instrumen lain seperti obligasi. Dengan ini diharapkan PLN bisa mendapatkan pembiayaan ideal baik waktu maupun biaya.

Boedi bilang nantinya PLN bisa menerbitkan surat utang di pasar sepanjang masih memungkinan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia