JAKARTA. Bank Lampung kurang maksimal dalam menyalurkan kredit. Buktinya, hingga Agustus 2012, pertumbuhan kredit hanya berkisar 11% - 12% atau menjadi Rp 2,3 triliun dibandingkan posisi Desember 2011. Padahal, pertumbuhan rerata industri mencapai 22%. Alhasil, indikator loan to deposit ratio alias LDR saat ini hanya 60%. Memang sudah lebih baik ketimbang Maret posisi 2012 yang berkutat di angka 48,11%. Tapi angka ini jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan LDR ideal 78% - 100%. Manajemen beralasan pemda lamban membelanjakan anggaran. Alhasil, dana menganggur menumpuk. "Banyak dana pemda yang baru akan digunakan akhir tahun nanti," ujar Syamsu Rizal, Direktur Utama Bank Lampung, kemarin.
Kredit Bank Lampung hanya tumbuh 12%
JAKARTA. Bank Lampung kurang maksimal dalam menyalurkan kredit. Buktinya, hingga Agustus 2012, pertumbuhan kredit hanya berkisar 11% - 12% atau menjadi Rp 2,3 triliun dibandingkan posisi Desember 2011. Padahal, pertumbuhan rerata industri mencapai 22%. Alhasil, indikator loan to deposit ratio alias LDR saat ini hanya 60%. Memang sudah lebih baik ketimbang Maret posisi 2012 yang berkutat di angka 48,11%. Tapi angka ini jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan LDR ideal 78% - 100%. Manajemen beralasan pemda lamban membelanjakan anggaran. Alhasil, dana menganggur menumpuk. "Banyak dana pemda yang baru akan digunakan akhir tahun nanti," ujar Syamsu Rizal, Direktur Utama Bank Lampung, kemarin.