Kredit Bank Melambat di Semester Kedua



JAKARTA. Setelah royal menyalurkan kredit selama semester pertama 2008, bank-bank mulai mengecilkan kran kreditnya di semester kedua ini. Bank Indonesia (BI) pun menduga, pengucuran kredit perbankan di semester kedua ini akan melambat.

Meski melambat, bank sentral tetap yakin pertumbuhan kredit perbankan tahun ini masih bisa sesuai target BI yakni sebesar 24%. Asal tahu saja, selama di semester pertama 2008 saja, kredit perbankan sudah tumbuh 31%.

Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan kredit kemungkinan melambat lantaran adanya kenaikan suku bunga pinjaman perbankan. Bank menaikan bunga kredit sebagai imbas dari naiknya suku bunga acuan BI rate. "Meski kemungkinan melambat namun permintaan kreditnya masih akan cukup tinggi," ujarnya, kemarin.


Wakil Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja juga memperkirakan permintaan kredit di semester kedua masih tetap tinggi, terutama untuk kredit korporasi. ”Permintaan kredit paling banyak akan berasal dari sektor pertambangan, perkebunan, pembangkit listrik dan telekomunikasi,” ungkapnya.

Meski begitu, kata Jahja, ada segmen kredit lain yang bakal mengalami perlambatan yakni kredit konsumsi, terutama kredit pemilikan rumah (KPR).

Hal ini terjadi karena di semester kedua nanti bunga kredit untuk KPR akan naik menyesuaikan kenaikan BI rate. Terlebih ada kemungkinan juga harga jual rumah juga akan naik. "Ini akan mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi turun," imbuh Jahja.

Tahun ini BCA menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 25 triliun. Sampai semester pertama 2008, bank ini sudah mengucurkan kredit senilai Rp 13 triliun. Sementara Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) Saut Pardede menduga, kenaikan suku bunga pinjaman tak bakal mempengaruhi minta masyarakat mencari kredit ke bank.

Makanya BTN yang fokus membiayai sektor perumahan ini tetap yakin, permintaan kredit terutama KPR masih akan tinggi. "Semua orang tetap butuh rumah. Lagi pula suku bunga saat ini belum naik drastis," ujar Saut.

Saut mengatakan, kalau kenaikan bunga pinjaman bank hanya sebesar 1% tidak akan banyak berpengaruh ke besaran cicilan nasabah. Jika suku bunga kredit naik drastis lebih dari 4%, maka dampaknya baru terasa ke permintaan kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test