KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) masih optimistis keseluruhan produk asuransi tahun ini bisa mencatatkan kinerja positif termasuk asuransi kredit. Ada beberapa katalis pendukung pertumbuhan asuransi kredit. Direktur Eksekutif AAUI Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, optimisme itu didukung oleh kredit perbankan yang meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kredit perbankan tahun ini bisa tumbuh di kisaran 10%–12%. Rencana penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) diyakini memberi dampak baik bagi perkembangan bisnis asuransi kredit. "Selain itu, akan didukung target kredit usaha rakyat (KUR) yang naik," katanya, Senin (22/1).
Tahun ini, pemerintah memproyeksikan penyaluran KUR bisa mencapai Rp 120 triliun. Jumlah ini meningkat dari realisasi tahun 2017 sebesar Rp 95,56 triliun. Jika tidak ada perbaikan dari ketiga faktor tersebut maka asuransi kredit di 2018 akan stabil. Tapi sebaliknya, apabila ada dampak positif dari faktor tersebut maka asuransi kredit tumbuh 7,63%. Merujuk data AAUI, sampai kuartal III-2017, premi asuransi kredit menurun 4,8% ke Rp 3,39 triliun. Sementara, pada periode ini klaim meningkat 6% menjadi Rp 1,89 triliun. Saat ini, dari 76 perusahaan asuransi anggota AAUI, terdapat 14 perusahaan yang menjual asuransi kredit. Premi terbesar sampai September 2017 dari PT Askrindo dan PT Bangun Askrida. Kedua perusahaan menyumbang 90% dari total asuransi kredit. Prospek bisnis yang cerah juga masih diyakini oleh PT Asuransi Central Asia (ACA). Menurut Branch Operational Director ACA Debie Wijaya, bisnis asuransi kredit perusahaan ini masih memiliki porsi mini yakni hanya 0,1% dari total premi Rp 4 miliar. Sebelumnya Debie bilang, hingga akhir 2017, perusahaan ini merealisasikan premi 83% sekitar Rp 2,74 triliun dari target awal Rp 3,3 triliun. "Ke depan, potensinya cukup bagus, diperkirakan mencapai sekitar Rp 10 miliar tahun 2018," ujar dia, Senin (22/1). Hingga akhir 2018, ACA membidik pertumbuhan premi 10% dari tahun lalu. PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah (Askrindo Syariah) optimistis bisa mencetak kinerja apik di tahun ini. Anak usaha PT Askrindo (Persero) memproyeksikan ujrah Rp 232 milar di 2018.
Direktur Utama Askrindo Syariah Soegiharto menjelaskan, pencapaian itu naik 31,22% dari realisasi 2017 Rp 176,8 miliar. Sementara, proyeksi penjaminan pembiayaan (kafalah) naik 28,57% menjadi Rp 18 triliun hingga 2018. Askrindo Syariah meyakini pertumbuhan bisnis pembiayaan perbankan syariah di tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Sejumlah perbankan syariah di beberapa daerah siap masuk menjadi mitra bisnis Askrindo Syariah untuk menjamin pembiayaannya. Seperti dengan Bank CIMB Niaga Syariah senilai Rp 2,5 triliun dan Bank Syariah Bukopin Rp 1,2 triliun. Askrindo Syariah juga akan jalin kerjasama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh, BPD Nusa Tenggara Barat (NTB), BPD Sulselbar dan lainnya. Ada juga multifinance syariah serta Kospin Jasa. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati