KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda perbaikan ekonomi semakin terlihat. Itu tidak hanya terlihat dari penyaluran kredit baru yang terus meningkat yang membuat
outstanding kredit perbankan hingga September 2021 tumbuh 2,2%. Namun, penarikan atas fasilitas kredit yang diberikan bank juga semakin meningkat. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya tidak hanya mencatatkan pemulihan penyaluran kredit baru hingga kuartal III 2021, tetapi juga penarikan atau penggunaan fasilitas kredit yang sudah disetujui. Per September 2021, kredit BTN tumbuh 6,03% YoY. Pertumbuhan ini memang ditopang oleh segmen KPR terutama KPR subsidi, namun kredit segmen korporasi dan komersial juga ikut tumbuh membaik.
Penarikan fasilitas kredit pada segmen komersial dan korporasi pun meningkat. Haru Koesmahargyo, Direktur Utama BTN mengatakan, penarikan plafon tersebut mencapai sekitar 72% per September 2021 dari total fasilitas yang diberikan.
Baca Juga: Nilai transaksi digital banking meningkat 46,72% di September Hal tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis para debitur dan kondisi ekonomi Indonesia yang masih dalam tahap pemulihan dari efek pandemi Covid-19. "Penarikan fasilitas kredit masih didominasi oleh sektor konstruksi perumahan, terutama perumahan landed. Konstruksi high-rise juga ada penarikan tetapi masih sangat selektif," kata Haru kepada Kontan.co.id, Jumat (22/10). Haru bilang, posisi fasilitas kredit yang belum ditarik atau undisbursed loan BTN di segmen komersial dan korporasi hingga September 2021 masih cenderung sama dengan periode yang sama tahun lalu yaitu 26%-28%. Hal itu karena persetujuan limit kredit secara tahunan meningkat sekitar 15%. BTN memperkirakan akan ada penambahan penarikan fasilitas kredit hingga akhir 2021 karena kondisi ekonomi yang semakin membaik seiring dengan pelonggaran kegiatan masyarakat. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga tidak hanya mencatatkan perbaikan pertumbuhan penyaluran kredit baru hingga September 2021 tetapi penarikan fasilitas kredit yang sudah diberikan meningkat pula. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan, plafon kredit yang disalurkan naik 3,8% secara YoY dan meningkat 3,5% dibandingkan akhir 2020. Peningkatan penggunaan fasilitas kredit tersebut terutama terkait dengan modal kerja. "Utilization rate atau tingkat penyerapan fasilitas kredit modal kerja sektor korporasi meningkat menjadi 46,5% per September 2021 dari periode sebelumna 42%. Ini merupakan sinyal yang positif juga," kata Vera, Kamis (21/10). Sektor korporasi yang paling banyak melakukan penarikan kredit di BCA terutama berasal dari telekomunikasi karena ada beberaap transaksi merger dan akuisisi yang terjadi di sektor tersebut tahun ini. Kemudian dari sektor CPO dan pulp and paper. Vera mengatakan, pertumbuhan kredit BCA di sepanjang Juli-September merupakan yang periode terbaik sepanjang tahun ini dan menyumbang 71% dari total pertumbuhan kredit perseroan 2,9% secara year to date. Pada kuartal III sendiri, kreditnya tumbuh 2,1% YoY. Menurutnya, ini memberikan sinyal yang bagus bahwa aktivitas bisnis sudah semakin membaik. Jumlah kredit baru yang disalurkan BCA sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini meningkat hampir 14 secara YoY. Itu membuat outstanding kredit bank ini mampu tumbuh 4,1% YoY per September meskipun pelunasan kredit juga kencang. Sedangkan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) baru bisa merinci
undisbursed loan per Juni 2021. Pada posisi tersebut, jumlah fasilitas kredit yang sudah diberikan atau
undisbursed loan yang belum ditarik mencapai Rp 97 triliun. Sudah mengalami penurunan dari akhir 2020 yang mencapai Rp 123,6 triliun. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, penurunan itu mencerminkan ada pemulihan ekonomi di semester I. Namun, pada bulan Juli penyaluran kredit di BRI sempat tertekan karena adanya PPKM di tengah peningkatan kasus Covid-19. "Hanya saja, memasuki bulan Agustus, penyaluran kredit kembali meningkat seiring dengan semakin terkendalinya pandemi," katanya kepada Kontan.co.id. Dengan asumsi pandemi kian landai dan terkendali, BRI optimistis
undisbursed loan di akhir tahun 2021 tidak akan setinggi pada akhir tahun 2020.
Adapun Bank Sumut mencatatkan kenaikan
undisbursed loan sejalan dengan peningkatan sejalan dengan kredit yang tumbuh 4,4% YoY per September 2021. Kredit menganggur bank ini mencapai Rp 516 miliar, naik dari Rp 377 miliar pada periode yang sama tahun 2020. Syahdan Siregar, Sekretaris Perusahaan Bank Sumut mengatakan, pihaknya yakin undisbursed loan akan turun sampai akhir tahun sejaan dengan pemulihan perekonomian dan berjalannya program atau proyek pemerintah. Sektor yang paling banyak melakukan penarikan kredit di bank ini diantaranya perdagangan, sektor jasa dan industri lainnya Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia, total fasilitas kredit yang belum ditarik/ undisbursed loan per Juli 2021 mencapai Rp 1.680,4 triliun atau naik 1,5% secara year on year (YoY) dari Rp 1.654,9 triliun pada Juli tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat