JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) mulai menghantui bisnis perbankan. Hal ini tercermin dari kenaikan rasio NPL perbankan di kuartal I-2016 akibat kelesuan ekonomi di dalam negeri dan luar negeri yang menyebabkan pendapatan perusahaan dan daya beli konsumen turun. Imbasnya, angsuran cicilan kredit tersendat. Bank papan atas yang mencatat NPL tinggi adalah PT Bank Permata Tbk dengan rasio NPL gross sebesar 3,48% per Maret 2016 atau naik 1,86% dibandingkan posisi 1,62% per Maret 2015. Sedangkan NPL net sebesar 1,78% per Maret 2016 atau naik 1,14% dibandingkan posisi 0,64% per Maret 2015. Direktur Utama Bank Permata Roy A. Arfandy menyampaikan, pihaknya telah mengindentifikasi arena mana saja yang perlu perbaikan dan menjalankan sejumlah rencana untuk menjaga keseimbangan seperti meningkatkan modal dan menambah beban pencadangan. Tahun 2016 masih menjadi tantangan bagi Bank Permata.
Kredit bermasalah menghantui perbankan
JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) mulai menghantui bisnis perbankan. Hal ini tercermin dari kenaikan rasio NPL perbankan di kuartal I-2016 akibat kelesuan ekonomi di dalam negeri dan luar negeri yang menyebabkan pendapatan perusahaan dan daya beli konsumen turun. Imbasnya, angsuran cicilan kredit tersendat. Bank papan atas yang mencatat NPL tinggi adalah PT Bank Permata Tbk dengan rasio NPL gross sebesar 3,48% per Maret 2016 atau naik 1,86% dibandingkan posisi 1,62% per Maret 2015. Sedangkan NPL net sebesar 1,78% per Maret 2016 atau naik 1,14% dibandingkan posisi 0,64% per Maret 2015. Direktur Utama Bank Permata Roy A. Arfandy menyampaikan, pihaknya telah mengindentifikasi arena mana saja yang perlu perbaikan dan menjalankan sejumlah rencana untuk menjaga keseimbangan seperti meningkatkan modal dan menambah beban pencadangan. Tahun 2016 masih menjadi tantangan bagi Bank Permata.