Kredit bermasalah untuk ruko melejit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan mulai mewaspadai penyaluran kredit ke properti, khususnya kredit rumah toko (ruko) atau rumah kantor. Seiring lesunya bisnis, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) kredit bermasalah pada kredit ruko atau rukan menjulang tinggi , hampir mendekati angka 5%.

Berdasarkan data NPL kredit ruko dan rukan bertengger di angka 4,65%. Khawatir dengan akibatnya di periode tersebut, penyaluran kredit properti kegiatan jasa ini hanya naik 1,46%.

Kepala Divisi Konsumer Bank OCBC NISP Veronika Susanti mengatakan, NPL ruko lebih tinggi dibandingkan kredit pemilikan rumah (KPR) maupun kredit pemilikan apartemen KPA. "NPL tertinggi terjadi untuk kredit ruko dan KPR refinancing. Ini dialami semua bank," katanya, kepada KONTAN, Rabu (11/7).


Risiko dari kredit ruko ini menyebabkan OCBC NSIP tidak banyak menggelontorkan kredit ke sektor tersebut. Saat ini, rasio NPL secara umum bank ini terjaga di bawah 2% pada kuartal II-2018

Seorang bankir bank besar memaparkan, segmen secondary market properti khusus ruko memang seret. Menurut dia, penjualan ruko sangat sulit di tengah perlambatan ekonomi ini. Para pengusaha cenderung menahan diri untuk berekspansi.

Rapor merah pada kredit ruko ini terlihat dari indikator kredit berisiko atau loan at risk dan kredit yang direstrukturisasi terbilang tinggi. Ia memprediksi, kredit ruko belum akan tumbuh kencang di semester II-2018.

Para pengembang yang menjual ruko di pasar primer mengaku, bisnis ruko mereka tetap lancar. Handoyo Lim, General Manager Corporate Marketing Jababeka Residence menyatakan, tidak terjadi kredit bermasalah di penjualan ruko. Pembeli yang menggunakan fasilitas kredit ruko hanya 40%. "Perbandingan pembeli ruko antara end user dan investasi itu fifty-fifty," ujar Handoyo.

Minarto Basuki, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk juga menilai prospek ruko masih baik. Kususnya di area berkembang, dekat dengan pusat hunian dan komersial, tuturnya..

Masalah kredit properti di perbankan memang berbeda. Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatat justru kredit pemilikan apartemen (KPA) menjadi penyumbang terbesar NPL. "Permintaan KPA juga menyusut," terang Nixon Napitupulu Direktur BTN. .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie