KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kredit di awal tahun 2021 sudah mulai bergerak naik meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir. Hal ini tercermin dari capaian penyaluran kredit sejumlah bank yang sudah mengalami pertumbuhan sepanjang Januari dan Februari. Salah satunya yang sudah menorehkan pertumbuhan adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Kredit yang dicatatkan bank pelat merah ini tumbuh 3,1% secara year on year (yoy) di dua bulan pertama tahun ini. Menurut Mucharom, Sekretaris Perusahaan BNI, kredit sudah mulai mengalir pada berbagai segmen. "Pada segmen bisnis banking, kredit korporasi tumbuh 3% YoY dan UKM tumbuh 14,4% YoY, terutama pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)," kata dia pada Kontan.co.id, Sabtu (13/3).
Kredit BNI di segmen konsumer juga tercatat telah naik. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tumbuh 4% secara tahunan dan kredit payroll naik 14,5% yoy. Di tengah pandemi ini, BBNI tetap berupaya untuk melakukan ekspansi secara selektif dan
prudent dengan prioritas pada industri yang memiliki orientasi ekspor, padat karya dan ketahanan pangan. Hingga akhir tahun, bank ini menargetkan kredit bisa tumbuh hingga 6%. BNI melihat ada sejumlah sektor usaha yang prospektif untuk dibiayai tahun ini seperti industri farmasi, transportasi, telekomunikasi, konstruksi, serta manufaktur termasuk pulp dan CPO.
Baca Juga: Waspada Akun Palsu, Ini Akun Resmi BNI Hal yang sama pun terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang juga mencatat pertumbuhan positif. Aestika Oryzza, Sekretaris Perusahaan BRI bilang, penyaluran kredit perseroan hingga akhir Februari berjalan dengan baik sesuai dengan target yang telah ditetapkan. "Penopang utama pertumbuhan kredit BRI masih kredit mikro, namun kredit korporasi juga mulai menunjukkan kinerja yang positif," jelas dia. Aest mengungkapkan, pertumbuhan tersebut didorong oleh kondisi ekonomi yang mulai menggeliat dan program vaksinasi yang sedang berjalan. Hingga akhir 2021, BRI menargetkan kredit tumbuh sekitar 6%-7%. BRI melihat potensi pemberdayaan UMKM di Indonesia masih sangat besar. Saat ini terdapat 57 juta pelaku UMKM di Indonesia, dimana 30 juta diantaranya belum mendapatkan akses pendanaan yang formal. Strategi BRI untuk memberdayakan pelaku UMKM tersebut melalui digitalisasi, yakni
go smaller, go shorter, go faster. BRI akan menyiapkan
ticket size kredit yang lebih kecil untuk segmen ultra mikro, menyediakan pinjaman dengan tenor lebih pendek dan pemrosesan yang lebih cepat melalui aplikasi BRISPOT. "Nantinya kami akan menggabungkan seluruh UMKM ini ke dalam sebuah ekosistem sehingga memudahkan BRI untuk memberikan edukasi dengan tujuan agar pelaku UMKM ini naik kelas," jelas Aest.
Sementara Bank Panin masih belum berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit di dua bulan pertama ini. "Kredit belum kembali pada posisi akhir 2020. Pertumbuhan diharapkan akan terjadi mulai awal kuartal II," kata Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo. Tahun ini, Bank Panin menargetkan mengejar pertumbuhan kredit sekitar 4% yang akan ditopang oleh segmen komersial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari