Kredit BTN, BNI dan BRI tumbuh di kuartal I 2019, ini pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit bank pelat merah mengalami pertumbuhan yang cukup bagus sepanjang kuartal I 2019, di atas pertumbuhan industri.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) misalnya berhasil mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 242,13 triliun sepanjang kuartal I 2019. Capaian itu tumbuh 19,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 202,5 triliun.

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) membukukan pertumbuhan 18,6% dari Rp 439,46 triliun menjadi Rp 521,35 triliun. Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) tumbuh 12,91% dari Rp 757.68 triliun menjadi Rp 855,47 triliun.


Direktur Utama Bank BTN Maryono mengungkapkan perseroan konsisten menggelar berbagai aksi strategis, kemitraan, dan promosi agar semakin ekspansif dalam menyalurkan kredit. Meski tetap fokus dalam bisnis inti perseroan di bidang pembiayaan perumahan, BTN juga terus aktif memacu akselerasi kredit di sektor non-perumahan.

Maryono menjelaskan kuatnya pertumbuhan kredit di Bank BTN tersebut bersumber dari sektor perumahan dan non-perumahan. Kredit perumahan tercatat tumbuh 19.11% yoy dari Rp184,46 triliun pada akhir Maret 2018 menjadi Rp219,72 triliun di akhir Maret 2019.

KPR Subsidi naik 28,87% yoy dan Rp79,14 triliun menjadi Rp101,99 triliun. Sedangkan KPR Non-Subsidi naik sebesar 14,37% yoy menjadi Rp 79.83 triliun. Secara total, KPR BTN tumbuh sekitar 22.07% yoy menjadi Rp 181.83triliun.

"Rapor hijau tersebut sukses menempatkan Bank BTN sebagai pemimpin pasar di segmen KPR dengan pangsa sebesar 39, 35% per Desember 2018. Bank BTN juga masih menempati posisi wahid di pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 92.96% per 31 Maret 2019." kata Maryono.

Selain KPR, di sektor perumahan, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 8,96% yoy menjadi Rp29,45 triliun pada akhir Maret 2019.

Adapun penyaluran kredit BTN di sektor non perumahan tercatat tumbuh 24,24% yoy yang ditopang segmen kredit konsumer dan kredit komersial yang naik masing masing sebesar 25,53% yoy menjadi Rp4,97 triliun dan 23, 88% yoy menjadi Rp17,43 triliun.

Sementara itu, pertumbuhan kredit BNI ditopang oleh kredit korporasi. Kredit yang disalurkan ke korporasi swasta tumbuh 23,3% yoy dari Rp 132,67 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp 163,61 triliun dan kredit ke BUMN tumbuh 26,7% dari Rp 83,41 triliun menjadi Rp 105,72 triliun. Kredit korporasi ini menyumbang porsi 51,7% terhadap total kredit BNI.

Sektor-sektor unggulan untuk penyaluran kredit korporasi itu berasal dari sektor manufaktur dan infrastruktur ya g masing-masing meningkat 17,5% dan 10,3%.

Sedangkan kredit segmen medium BNI hanya tumbuh 8,4% yoy menjadi Rp 72,72 triliun, kredit segmen Kecil meningkat 18,5% yoy menjadi Rp 68,42 triliun yang ditopang pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 30,2%.

Untuk kredit konsumer, BNI Fleksi (Payroll Loan) tumbuh 25,0% yoy dari Rp 19,07 triliun menjadi Rp 23,85 triliun dan penyaluran kredit properti (BNI Griya) tumbuh 9,4%. Meskipun tumbuhnya singel digit, KPR masih bekontribusk paling besar terhadap kredit konsumer yakni 51,8%.

Untuk BRI, pertumbuhan kredit di kuartal I 2019 masih lebih tinggi dari pertumbuhan Triwulan pertama tahun lalu sebesar 11,2%. Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menyumbang porsi terbesar terhadap kredit perseroan. Kontribusi mencapai 76,92% atau Rp 657,99 triliun. “ini memantapkan posisi kami sebagai pemain UMKM,” katanya.

Segmen mikro tumbuh 13,17% yoy menjadi Rp 284,11 triliun. Hal ini tidak lepas dari implementasi teknologi melalui BRISpot. Digitalisasi kredit mikro tersebut membuat proses penyaluran kredit menjadi lebih cepat. Kredit mikro ini berkontribusi 33,21% terhadap total pembiayaan perseroan.

Kredit korporasi BRI tumbuh paling tinggi di kuartal I sebesar 14,15% atau Rp 197,48 triliun yang disokong penyaluran. kredit ke badan usaha milik negara (BUMN) dengan pertumbuhan 17%. Sedangkan kredit korporasi ke swasta hanya naik 10,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi