KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terus melaju di tengah pandemi. Bank bersandi saham
BBTN ini berhasil menyalurkan pembiayaan senilai Rp 271,80 triliun. Nilai itu tumbuh 6,06%
year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 256,26 triliun di Oktober 2020. Hirwandi Gafar Direktur
Consumer and Commercial Lending Bank BTN menyatakan kinerja itu ditopang oleh pertumbuhan KPR subsidi dan KPR non subsidi. “Pertumbuhan yang cenderung stabil pada tahun ini dukung oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal adalah kebijakan pemerintah lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Bank Indonesia melakukan penyesuaian pengaturan batasan Rasio
Loan to Value (LTV) untuk Kredit Properti (KP),” jelasnya kepada Kontan.co.id pada Selasa (7/12).
Juga perpanjangan jangka waktu pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditanggung Pemerintah (DPT) ke sektor properti hingga akhir tahun 2021 menjadi katalis dari pertumbuhan kredit properti di Bank BTN.
Baca Juga: BTN targetkan penjualan lebih dari 1.500 unit hunian lelang di 2021 Sementara dari faktor internal, Bank BTN terus melakukan transformasi, memperkuat jaringan
stakeholder properti, aktif bekerjasama dengan komunitas, instansi dan sebagainya serta mendorong pemberian kredit untuk memenuhi
supply side (seperti kredit modal kerja, kredit konstruksi dan lain sebagainya). “Tahun depan, kami optimistis pemulihan ekonomi dapat berlanjut dengan perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) bisa mencapai 5,5% (yoy). Selain itu, Pemerintah menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembiayaan perumahan untuk mengurangi
backlog perumahan, sebagaimana tercantum pada APBN 2022,” paparnya. Faktor lainnya, pemerintah menargetkan penyaluran program bantuan pembiayaan perumahan sebesar 300.000 unit yang terdiri dari 200.000 unit dari FLPPP dan sisanya program pembiayaan perumahan BP Tapera.
“Tahun 2022, kami menilai
demand perumahan akan tetap tumbuh berdasarkan tren saat ini terhadap permintaan rumah yang berfokus pada hunian kecil, urban area, area infrastruktur dan kemudahan kepemilikan bagi WNA, selain itu kebijakan dari Otoritas Moneter (BI) untuk menunjang pertumbuhan kredit, seperti kebijakan LTV dan suku bunga acuan yang rendah menjadi angin segar bagi pembiayaan perumahan,” jelas Hirwandi. Ia proyeksikan pembiayaan perumahan di 2022 dapat tumbuh di atas pertumbuhan tahun 2021 yang bertumpu pada pertumbuhan KPR Subsidi maupun non Subsidi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .