Kredit di beberapa provinsi mulai menggeliat, bagaimana efeknya ke bank daerah?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa provinsi mencatat pertumbuhan kredit dua digit. Provinsi yang mencatat pertumbuhan kredit dua digit ini relatif menyebar dari Sumatera sampai Papua.

Berdasarkan data perkembangan terkini tantangan dan prospek ekonomi Indonesia dari Bank Indonesia (BI) yang diterima Kontan.co.id, tercatat ada 18 provinsi di Indonesia yang mencatat pertumbuhan kredit dua digit.

Sebanyak 18 provinsi yang mencatat pertumbuhan kredit lebih dari 10% adalah Aceh, Riau, Bengkulu, Sumsel, Banten, Yogyakarta, NTB, NTT, Gorontalo, Sulut, Sulteng, Sulbar, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.


Dari beberapa provinsi tersebut, Maluku Utara tercatat mempunyai kenaikan kredit yang paling tinggi yaitu mencapai 72% yoy.

Seiring pertumbuhan kredit tersebut, rasio kredit bermasalah (NPL) bank juga terpelihara di level yang sehat yaitu tidak melebihi 5%. Hanya dua provinsi yang mencatat NPL yang cukup tinggi yaitu Kalimantan Timur 5,6% dan Sulawesi Selatan 4,8%.

Dengan kenaikan pertumbuhan kredit di beberapa daerah ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi efeknya positif ke pertumbuhan kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK bilang memang ada korelasi antara kenaikan pertumbuhan kredit di daerah dengan kinerja BPD. "Karena BPD lebih tahu kondisi daerahnya dibandingkan bank yang berkantor pusat di Jakarta," kata Boedi kepada Kontan.co.id, Senin (29/5).

Pemegang saham BPD yaitu pemerintah provinsi juga sudah mempunyai kebijakan untuk meningkatkan ekonomi di daerah. Hal ini oleh direksi BPD tinggal disesuaikan dan dieksekusi.

Industri Bank Pembangunan Daerah (BPD) mencatat realisasi laba pada kuartal I-2018 sebesar Rp 3,4 trliliun atau naik 1,5% secara year on year (yoy).

Berdasarkan data statistik perbankan (SPI) yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat pertumbuhan laba ini salah satunya didorong oleh pertumbuhan kredit 9,29% yoy menjadi Rp 390 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat