JAKARTA. Di tengah perlambatan pertumbuhan kredit perbankan secara umum, penyaluran kredit ekspor di kuartal I 2016 tumbuh mengesankan. Bukan cuma itu, rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) kredit ini turun cukup lumayan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, realisasi penyaluran kredit ekspor selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 90,5 triliun, tumbuh 25,63% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit ekspor ini juga lebih tinggi ketimbang setahun lalu yang hanya sebesar 24,89%. Adapun NPL kredit ekspor perbankan periode Januari–Maret 2016 mampu ditekan hingga 118,73 basis poin (bps) menjadi 2,12%. Setahun lalu, rasio NPL-nya bertengger di atas 3%, persisnya 3,31%. Berkaca dari angka pertumbuhan itu, tidak heran perbankan optimistis target kredit ekspor tumbuh dua digit tahun ini bisa tercapai.
Kredit ekspor bisa tumbuh dua digit
JAKARTA. Di tengah perlambatan pertumbuhan kredit perbankan secara umum, penyaluran kredit ekspor di kuartal I 2016 tumbuh mengesankan. Bukan cuma itu, rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) kredit ini turun cukup lumayan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, realisasi penyaluran kredit ekspor selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 90,5 triliun, tumbuh 25,63% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit ekspor ini juga lebih tinggi ketimbang setahun lalu yang hanya sebesar 24,89%. Adapun NPL kredit ekspor perbankan periode Januari–Maret 2016 mampu ditekan hingga 118,73 basis poin (bps) menjadi 2,12%. Setahun lalu, rasio NPL-nya bertengger di atas 3%, persisnya 3,31%. Berkaca dari angka pertumbuhan itu, tidak heran perbankan optimistis target kredit ekspor tumbuh dua digit tahun ini bisa tercapai.