Kredit ekspor impor tiga bank ini di Semester I masih tumbuh oke



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan pembiayaan terhadap sektor berorientasi ekspor.  Sesuai fokus pemerintah seperti, kegiatan-kegiatan ekspor seperti ikan, pertambangan, dan crude palm oil (CPO) sebagai strategi menjaga pertumbuhan kredit tahun ini.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100 ini) merupakan salah satu bank yang akan terus aktif melakukan pembiayaan ke nasabah yang berorientasi pada kegiatan ekspor impor. Tahun ini, bank pelat merah ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan di sektor ini bisa tumbuh 36,5% secara year on year (yoy).

Sementara sepanjang semester I, BNI melalui kantor cabang luar negerinya telah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan ekspor impor sebesar 45,4% yoy.


"Mayoritas pembiayaan tersebut diberikan kepada perusahaan trading & manufaktur yang sebagian besar berorientasi ekspor," ungkap Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo pada Kontan.co.id, Kamis (11/7).

Untuk mencapai target pertumbuhan 36,5% hingga ujung tahun, Rico bilang, kantor cabang luar negeri BNI yang ada di Singapura, Hongkong, Tokyo, Seoul, London, New York aktif melakukan eksplorasi nasabah-nasabah Indonesia related yang ada di wilayah kelolaannya untuk menggunakan fasilitas perbankan dari BNI.

Baru-baru ini, BNI melalui Kantor Cabang Luar Negeri New York, Amerika Serikat, memberikan dukungan fasilitas pembiayaan kepada Crystal Cove Seafood Corp (Crystal Cove), perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan seafood dari Amerika Serikat.

Crystal Cove melakukan impor seafood dari Indonesia. Fasilitas pembiayaan yang akan disalurkan BNI mencapai US$ 6,8 juta dan akan digunakan untuk meningkatkan volume impor seafood dari Indonesia.

Selain BNI, ada juga PT Bank Mandiri Tbk yang terus mendorong penyaluran kredit ekspor impor tahun ini. Tahun ini, bank bersandi emiten BMRI, anggota indeks Kompas100 ini menargetkan pembiayaan di sektor ini tumbuh sekitar 12%-14%.

Sementara sepanjang paruh pertama 2019, Bank Mandiri telah menorehkan pertumbuhan volume ekspor impor dari sisi trade finance sebesar 9,7%.

"Untuk mencapai target, kami akan menggenjot ekspansi ke segmen SME dengan tetap menjaga growth di segmen Corporate Banking dan Commercial Banking. Fokus kita ke Industri oil & gas dan agroindustri,” kata Sekretaris Bank Mandiri Rohan Hafas.

Pertumbuhan semester I itu terutama ditopang oleh volume impor yang mengalami peningkatan sebesar 24,7%, sedangkan volume ekspor cenderung flat secara yoy.

Rohan mengungkapkan, sektor yang paling banyak memanfaatkan fasilitas kredit ekspor impor adalah oil & gas, agroindustri dan pertambangan.

Adapun PT Bank Central Asia Tbk berhasil menorehkan pertumbuhan kredit ekspor sebesar 11% yoy per Mei 2019 menjadi Rp 2 triliun. Sedangkan kredit impor meningkat sebesar 52% yoy menjadi Rp 6 triliun.

Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA mengatakan, kenaikan penyaluran kredit ekspor-impor tersebut terutama berasal dari industri logam dasar, makanan pokok, bahan bangunan dan besi konstruksi lainnya serta tekstil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto