JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sudah mengimbau perbankan untuk mengerem penyaluran kredit untuk keperluan impor. Alasannya, pertumbuhan kredit impor yang tinggi tahun ini bisa menimbulkan gejolak. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengaku, saat ini sudah menurunkan penyaluran kredit untuk kebutuhan impor. "Ada pengaruh tetapi tidak besar. Umumnya kami yang impor itu mereka belanjanya dollar tetapi jualnya dollar. Istilahnya itu natural hedge," ujar Asmawi Syam, Direktur Hubungan Lembaga BRI kepada wartawan, Senin (9/9). Asmawi menjelaskan, saat ini, penyaluran kredit BRI di sektor manufaktur belum terpengaruh gejolak ekonomi yang tak pasti. Namun begitu, BRI tak berniat untuk melakukan pengecekan (review) penyaluran kredit untuk sektor manufaktur.
Kredit impor BRI turun tapi tak besar
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sudah mengimbau perbankan untuk mengerem penyaluran kredit untuk keperluan impor. Alasannya, pertumbuhan kredit impor yang tinggi tahun ini bisa menimbulkan gejolak. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengaku, saat ini sudah menurunkan penyaluran kredit untuk kebutuhan impor. "Ada pengaruh tetapi tidak besar. Umumnya kami yang impor itu mereka belanjanya dollar tetapi jualnya dollar. Istilahnya itu natural hedge," ujar Asmawi Syam, Direktur Hubungan Lembaga BRI kepada wartawan, Senin (9/9). Asmawi menjelaskan, saat ini, penyaluran kredit BRI di sektor manufaktur belum terpengaruh gejolak ekonomi yang tak pasti. Namun begitu, BRI tak berniat untuk melakukan pengecekan (review) penyaluran kredit untuk sektor manufaktur.