Kredit infrastruktur bank BUMN melejit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek infrastruktur menjadi tulang punggung kredit bank BUMN. Pada semester I-2018, kredit infrastruktur tumbuh di atas 20% year on year (yoy).

Salah satu bank yang agresif menyalurkan kredit infrastruktur adalah Bank Negara Indonesia (BNI). Kredit sebesar Rp 107,96 triliun di kuartal II-2018 mengalir ke proyek infrastruktur. Angka ini naik 22,98% dari posisi Rp 87,78 triliun pada kuartal yang sama.

Sektor jalan tol dan konstruksi, serta pembangkit tenaga listrik menerima pinjaman kredit terbesar mencapai 30% terhadap total kredit infrastruktur. Sisanya, kredit mengucur untuk infrastruktur transportasi, telekomunikasi, minyak dan gas.


Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama Bank BNI mengatakan, pihaknya masih mengandalkan sektor listrik, jalan tol dan konstruksi, serta transportasi dan telekomunikasi untuk penyaluran kredit infrastruktur di semester kedua. Untuk meningkatkan kredit infrastruktur di 2018, bank berkode saham BBNI ini memilih proyek dari inisiasi pemerintah yang masuk dalam proyek strategis maupun sektor swasta yang memiliki prospek risiko terukur.

Tak mau kalah, kucuran kredit infrastruktur Bank Mandiri  mencapai Rp 165,8 triliun atau tumbuh 24,1% di separuh pertama 2018 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sektor transportasi sebagai penerima kredit terbesar dengan nilai Rp 39,3 triliun.

Setelah itu sektor listrik Rp 36,8 triliun, serta migas dan energi terbarukan Rp 24,1 triliun. Dikdik Yustandi, Senior Executive Vice President Bank Mandiri mengatakan, infrastruktur merupakan penopang utama kredit korporasi. Buktinya, kredit korporasi tumbuh 23,2% menjadi Rp 300,1 triliun hingga Juni 2018. Bank Mandiri memprediksi, kredit korporasi mampu tumbuh 15% di akhir tahun nanti.

Yang terbaru, Bank Mandiri memberikan kredit sindikasi sebesar Rp 2,10 triliun untuk pembangunan ruas  jalan tol Jakarta-Cikampek II elevated sepanjang 38,6 km.

Taswin Zakaria, Presiden Direktur Maybank Indonesia mengatakan, kebutuhan pendanaan infrastruktur yang masih cukup besar tidak bisa seluruhnya diemban bank BUMN. Di situlah bank swasta berperan. "Saat ini lebih dari 20% portofolio kredit korporasi kami adalah kredit infrastruktur," ujar Taswin.

Adapun Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan  Bank Central Asia (BCA) bilang, kredit infrastruktur masih didominasi jalan tol dan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia