Kredit Infrastruktur BMRI capai Rp 33 triliun



JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sampai akhir 2010 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 33,21 triliun atau naik 16,93% dari tahun sebelumnya senilai Rp 28,4 triliun. Dari total pembiayaan tersebut terdiri dari penyaluran kredit ke sektor transportasi dan komunikasi sebesar Rp 15,78 triliun, lalu sektor konstruksi sebesar Rp 11,23 triliun sedangkan sektor kelistrikan, gas dan air sebesar Rp 6,20 triliun. "Indonesia membutuhkan investasi sekitar US$ 97,1 miliar hingga tahun 2019 untuk membangun infrastruktur listrik yang baik," kata Riswinandi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, dari rilis yang diterima KONTAN, Rabu (13/4). Riswinandi bilang, investasi tersebut ditujukan untuk pembangunan proyek pembangkit tenaga listrik yang memerlukan dana sekitar US$ 70,6 miliar, lalu proyek transmisi sebesar US$ 15,1 miliar dan proyek distribusi sebesar US$ 11,3 miliar. Selain itu, penyaluran kredit ke sektor listrik, gas dan air mengalami pertumbuhan tertinggi setiap tahun dari 2007-2010, rata-rata sebesar 30,47%. Lalu di sektor transportasi dan telekomunikasi yang tumbuh sebesar Rp 7,82 triliun, sedangkan konstruksi tumbuh Rp 1,6 triliun. Bank berpelat merah ini mengklaim akan berperan dalam membangunkan infrastruktur listrik sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik tanah air. Sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sekadar informasi saja, guna meningkatkan investasi pada sektor ini, pemerintah perlu memberikan jaminan atas proyek kelistrikan dan susunan skema harga yang baik. Selain itu relaksasi kebijakan pemerintah terkait regulasi batas maksimum penyaluran kredit untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan terutama bagi sektor energi dan pembangkit listrik. Kebijakan pemenuhan pasokan batu bara dan gas bagi pembangkit listrik dalam jangka panjang juga diperlukan untuk menjamin terjaganya distribusi listrik di tanah air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.