Kredit investasi berpotensi naik lebih tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) terpangkas 200 basis poin(bps) dalam dua tahun terakhir. Mengekor penurunan bunga acuan, bunga kredit perbankan pun ikut turun, meski tak sedalam penurunan bunga BI. Sebagai contoh, suku bunga kredit investasi yang menurun 134 bps di periode sama.

Namun, penurunan suku bunga kredit tidak otomatis membuat permintaan kredit investasi menjadi deras. berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), hingga Oktober 2017, total penyaluran kredit investasi oleh bank umum mencapai sekitar Rp 1.135,25 triliun.

Jumlah tersebut hanya meningkat 5,39% dibanding periode sama tahun 2016, yang sebanyak Rp 1.077,14 triliun. Adapun total penyaluran kredit perbankan per Oktober 2017 mampu tumbuh 8,17% menjadi Rp 4.560,17 triliun.


Suku bunga kredit investasi cenderung lebih rendah ketimbang suku bunga kredit lainnya seperti modal kerja atau konsumsi. Per Oktober 2017, suku bunga kredit modal kerja masih bertengger sebesar 10,98%. Sedangkan bunga kredit konsumsi 12,91% (lihat tabel).

Kendati pertumbuhanya masih rendah, Herry Sidharta Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meyakini prospek kredit investasi masih bagus. "Sebab pembangunan di Indonesia, khususnya pembangunan di sektor agrikultur, infrastruktur dan manufaktur, sedang ramai," tutur Herry, Senin (8/1).

Ihwal besar suku bunga kredit investasi BNI, Herry mengklaim, besarannya menarik. Namun, ia tidak menyebutkan detail.

Bagi bank, kredit investasi juga berandil menopang pendapatan komisi. Misalnya dari bank guarantee, trade finance dan syndication.

Selain itu, kredit investasi menjadi pintu masuk supply chain financing ke segmen lain. Berbagai potensi ini menjadi penyeimbang dan kompensasi atas rendahnya suku bunga kredit investasi.

Bunga satu digit

Frans Rahardja Alimhamzah, Direktur Bank CIMB Niaga Tbk juga optimistis dengan prospek kredit investasi di tahun ini. "Banyak yang kami support, untuk proyek infrastruktur seperti light rail transit (LRT), jalan tol dan lain-lain," tutur Frans.

Dukungan suku bunga yang kompetitif pun jadi andalan. Kata Frans, untuk kredit investasi di sektor infrastruktur, suku bunganya kini sudah satu digit. Contohnya saja bunga kredit korporasi CIMB Niaga yang per November 2017 sebesar 9,50%. Diharapkan ini menambah daya saing bagi pelaku industri.

Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, pergerakan ekonomi tentu sangat mempengaruhi pemintaan kredit investasi ditambah bunga kredit yang rendah. "Porsi kredit investasi BCA sekitar 25% dari total kredit per September 2017. Kami berharap ada kenaikan permintaan sejalan dengan pemulihan ekonomi," ujar Jan Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina