KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Penyaluran kredit konstruksi sejumlah perbankan di awal tahun masih mengalami pertumbuhan. Rupanya, Pemilu tidak menyusutkan para pelaku usaha untuk memulai pembangunan proyek-proyeknya. Data Bank Indonesia (BI), kredit kontruksi yang disalurkan perbankan ke sektor kontruksi per Februari mengalami pertumbuhan baik untuk investasi maupun modal kerja. Kredit konstruksi untuk investasi mencapai Rp 105,7 triliun, tumbuh 3% dari bulan sebelumnya dan meningkat 47,8% yoy. Sedangkan kredit kontruksi modal kerja mencapai Rp 211,6 triliun, naik 1,8% dari bulan sebelumnya dan tumbuh 21,4% yoy.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) merupakan salah satu bank yang mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit konstruksi. Sepanjang kuartal I 2019, kredit konstruksi bank pelat merah ini tumbuh double digit dan berkontribusi 6,25% terhadap total portofolio kredit perseroan. Sektor konstruksi selama beberapa tahun terakhir ini termasuk salah satu sektor unggulan dalam menumbuhkan kredit BNI dengan pertumbuhan rata-rata di atas 15%. Hingga penghujung tahun, BNI menargetkan kredit konstruksi bisa tumbuh sekitar 13%-15%.
"Untuk tahun 2019 kami mengharapkan sektor konstruksi tetap dapat mendukung pertumbuhan kredit kurang lebih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam ekspansi, kami tetap mengedepankan azas pudent dengan fokus pemberian loan kepada nasabah yang berkualitas untuk seluruh segmen." kata Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahyu Setyawan pada Kontan.co.id, Jumat (12/4). PT Bank Mandiri Tbk juga mencatatkan hal serupa. Hanya saja, bank dengan kode emiten BMRI belum bisa melaporkan realisasi sepanjang kuartal I. Sedangkan total outstanding kredit kontruksi yang dicatatkan per Februari mencapai Rp 129,9 triliun, tumbuh 68% dibanding periode yang sama tahun lalu. Senior Vice President Corporate Banking Bank Mandiri, Yusak LS Silalahi mengatakan, penyaluran kredit konstruksi per Februari terutama dilakukan pada sektor jalan, migas dan konstruksi. "Kredit diberikan dalam bentuk kredit investasi baik project finance maupun untuk capex, modal kerja dan non cash." katanya. Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan kredit konstruksi tumbuh double digit dan diharapkan sebagai salah satu penopang pertumbuhan kredit perseroan. Sektor ini dinilai masih menarik karena alokasi APBN untuk infrastruktur masih sangat besar serta adanya sejumlah perusahaan BUMN dan swasta berinvestasi di jalan tol, pelabuhan dan bandara. Untuk mencapai target, Bank Mandiri akan gencar ikut dalam pembiayaan sindikasi dan pembiayaan kepada value chain turunannya terutama pada proyek strategis nasional. Pertumbuhan kredit konstruksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga masih berlanjut sampai Februari 2019. Tahun 2018, bank ini mencattakan kredit konstruksi Rp 14 triliun, tumbuh 37% dari tahun sebelumnya. "Kedepannya, kami akan melihat kebutuhan kredit riil nasabah di sektor kontruksi dan memantau kondisi debitur serta aktif berkomunikasi dengan mereka memastikan kualitas kredit tetap terjaga pada level yang baik." kata Jan Hendra Sekretaris Perusahaan BCA. Sedikit berbeda dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk. Kredit kontruksi bank ini di kuartal I sedikit mengalami penurunan. Maklum fokus bank ini berbeda dengan bank lain yakni memilih memberikan perhatian pada sektor perumahan. Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan, kredit konstruksi BTN per Maret 2019 tumbuh 8,96% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mampu tumbuh di atas 10%. Tahun ini, BTN menargetkan kredit konstruksi Rp 33 triliun,meningkat dari realisasi pada 2018 yang mencpai Rp 29 triliun. Untuk mencapai target, perseroan akan menggunakan anchor utama guna membidik seluruh construction value chain, mengembangkan paket bundling sederhana untuk industri konstruksi, mengembangkan produk supply – chain financing, serta fokus pada proyek BUMN dan sindikasi yang disponsori pemerintah. Adapun kualitas kredit konstruksi BTN triwulan I 2019 mengalami sedikit kenaikan sedikit menjadi di atas 4%. Namun, Mahelan bilang, kualitas kredit itu akan membaik hingga akhir tahun dengan NPL di bawah 4%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini