Kredit konsumer berpotensi tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran kredit konsumer perbankan berpotensi tertahan tahun ini. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menyebabkan perbankan akan lebih sulit ekspansi kredit.

Meski begitu data Bank Indonesia (BI) sampai Juli 2018 kredit konsumsi masih mengalami kenaikan 11,3% year on year (yoy) menjadi Rp 11,3 triliun. Pendorong pertumbuhan kredit konsumsi adalah bisnis kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit multiguna yang masing-masing tumbuh 13,7% yoy, 12,5%, dan 13,8% yoy.

Lani Darmawan, Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga mengatakan, kenaikan suku bunga kredit akan memeengaruhi laju pertumbuhan kredit konsumsi sampai akhir tahun. Meskipun demikian sampai kuartal III-2018, kredit konsumsi diharapkan masih belum akan terlalu terpengaruh.


KPR masih akan tumbuh 10% yoy sedangkan pertumbuhan nominal kartu kredit di bawah 5%. Meskipun demikian transaksi kartu kredit masih mengalami kenaikan 10% yoy.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), mengatakan, kenaikan suku bunga akan mempengaruhi cicilan kredit nasabah. "Sehingga meskipun minat kredit konsumer masih tinggi, tapi sampai akhir tahun pertumbuhan kredit hanya naik antara 5% sampai 10%," kata Jahja, Senin (17/9).

Sementara Budi Satria, Direktur Konsumer Bank Tabungan Negara (BTN), menjelaskan, sampai kuartal III-2018 pertumbuhan kredit konsumsi diperkirakan masih tumbuh sekitar 18% yoy. "Kami akan menggalakkan upaya akuisisi nasabah baru melalui pemasaran lebih agresif. Salah satunya dengan acara properti ekspo pada 22 September 2018," kata Budi.

Taswin Zakaria, Presiden Direktur Maybank Indonesia memperkirakan, kredit konsumsi cuma tumbuh sekitar 5% sampai akhir tahun nanti. Dalam kondisi banyak ketidakpastian, para konsumen cenderung mengerem konsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati