Kredit konsumer jadi tumpuan bank



JAKARTA. Kredit konsumer menjadi tumpuan bank untuk mengerek pertumbuhan kredit. Apalagi Bank Indonesia (BI) telah melonggarkan kebijakan terkait kredit konsumer, semisal merelaksasi loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR), kebijakan inden rumah kedua, serta rencana penurunan batas atas bunga kartu kredit.

Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Bank Permata mengatakan, pihaknya menargetkan kredit konsumer naik 5%–10% tahun ini, dengan memacu penyaluran KPR, kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kartu kredit.

"Kami mencatat telah menyalurkan kredit konsumer hingga Rp 30 triliun per saat ini," kata Bianto, Rabu (5/10).


Untuk KPR, kata Bianto, minimal akan tumbuh 9% karena efek relaksasi LTV. Sebagai pemanis, Permata menawarkan suku bunga KPR di bawah 8% berjangka waktu 2 tahun–3 tahun dengan syarat calon debitur punya simpanan dana di Bank Permata.

Untuk KKB diprediksi bakal naik 10% dengan skema penyaluran kredit melalui cara joint finance dengan Astra Credit Companies untuk roda empat dan FIF untuk roda dua. Sementara bisnis kartu kredit diperkirakan naik 5%.

Di Bank Mandiri, Harry Gale, Senior Vice President Consumer Loan Bank Mandiri menargetkan kredit konsumer tumbuh di atas rata-rata kredit pada umumnya dengan bermodalkan sejumlah relaksasi.

"Akhir tahun 2016, kredit konsumer akan tumbuh 16,6%. Per Juni 2016 lalu, kredit konsumer Bank Mandiri tumbuh sebesar 9,3%," kata Harry. Bank Maybank Indonesia juga menggenjot kredit konsumer.

Jenny Wiriyanto, Direktur Business Banking Maybank Indonesia mamasang target kredit ritel tumbuh 12% tahun ini. Artinya, kredit ritel Maybank bakal mencapai Rp 50,62 triliun di akhir 2016 dari realisasi akhir 2015 yang sebanyak Rp 45,2 triliun.

"Di semester II ini untuk kredit ritel memang agak lambat karena industri yang sedang lambat tapi masih ada permintaan kredit," ujar Jenny.

Demi mencapai target, Maybank Indonesia mengincar beberapa segmen kredit yang terkait kredit ritel. Misalnya, KPR dan kartu kredit. Kata Jenny, pihaknya membidik pertumbuhan 10% untuk KPR dengan menawarkan bunga KPR satu digit.

Data BI menunjukkan, kredit konsumer naik 8,25% menjadi Rp 1.194,1 triliun per Agustus 2016 dari periode sama tahun 2015. Kredit konsumer masih tumbuh lebih tinggi dari kredit modal kerja yang sebesar 4,43%, namun lebih rendah dari kredit investasi yang naik 9,37%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie