KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit konsumer diprediksi masih bakal melejit di tahun ini. Beberapa bankir menyatakan, setidaknya di tahun 2019 kredit konsumsi mampu tumbuh setara dengan pencapaian di tahun 2018. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya yang memprediksi pertumbuhan kredit konsumer tumbuh setidaknya 15% secara
year on year (yoy). Meski begitu, Direktur Konsumer BTN Budi Satria menjelaskan, laju kredit konsumsi BTN di tahun 2019 bakal lebih pelan. Sebabnya, tahun 2018, bank spesialis pembiayaan perumahan ini membukukan pertumbuhan cukup besar yakni mencapai 19% yoy. "Tahun ini masih bagus, tapi memang tidak terlalu setinggi tahun lalu. Kemarin rata-rata pertumbuhan kami 19%," ujar Budi di Jakarta, Rabu (2/1).
Menurut Budi, kredit konsumer BTN tahun lalu terbilang besar lantaran permintaan rumah sangat tinggi di 2018. Terutama untuk rumah pertama. "Permintaan itu tidak bisa ditahan. BTN memang KPR (kredit pemilikan rumah) itu 85% pembeli rumah pertama, bukan investor," sambungnya. Meski begitu, Ia menilai prospek kredit konsumer di sektor perumahan masih cukup cerah. Salah satunya karena kebutuhan rumah di Indonesia masih besar, dengan
backlog 500.000 unit rumah per tahun. Senada, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem juga memperkirakan kenaikan kredit konsumer masih bakal sama dengan tahun lalu. Adapun, sampai dengan akhir November 2018 lalu BCA membukukan kenaikan kredit konsumer 10% yoy. Selain dari KPR, pertumbuhan tersebut utamanya juga didorong oleh kredit kendaraan bermotor (KKB) serta kartu kredit. "Ke depannya di 2019, ketiga jenis kredit tersebut tetap menjadi tumpuan pertumbuhan," ujar Santoso kepada Kontan.co.id, Kamis (3/1). Sedikit berbeda, PT Bank Bukopin Tbk justru memperkirakan kredit konsumer bakal tumbuh lebih kencang di tahun 2019. Pasalnya, Direktur Konsumer Bukopin Rivan A. Purwantono bilang, Bukopin akan fokus memperbesar bisnis konsumer tahun ini. Ditambah, pada tahun sebelumnya Bukopin mengaku belum puas dengan pencapaian kredit konsumer yang hanya tumbuh 7% yoy. Posisi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi Bukopin sebesar 10% lebih. "Proyeksi kami di 2019 semua di kredit konsumer akan kami besarkan. Karena 2018 tidak terlalu menggembirakan. Tapi, untuk 2019 kami optimistis," kata Rivan. Tak mau mengulangi hal serupa, bank dengan kode saham
BBKP ini memasang target pertumbuhan kredit konsumer dua digit di tahun ini alias sekitar 10%.
Ada dua produk konsumer yang bakal ditingkatkan oleh Bukopin, antara lain KPR dan kredit pensiunan. "Kami cukup kuat (kredit pensiunan) posisi empat besar di Indonesia, untuk produk ini ditargetkan bisa tumbuh sampai 15%," terangnya. Sekadar informasi saja, Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar mencatat, per November 2018 kredit konsumsi naik 11,1% secara yoy menjadi Rp 1.504,2 triliun. Kenaikan tersebut utamanya ditopang dari kredit multiguna yang tumbuh 14,7% yoy menjadi Rp 571,7 triliun, disusul oleh KPR yang ikut naik 14% yoy serta KKB yang naik 13,4% yoy pada sebelas bulan pertama tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati