Kredit konsumsi dan mikro mengerek NIM perbankan



JAKARTA. Akhirnya, Bank Mandiri, CIMB Niaga dan Bank Central Asia mengumumkan kinerja keuangan kuartal I-2013. Bank Mandiri dan CIMB Niaga berhasil mencetak laba besar, meski pertumbuhan kredit mereka di bawah rata-rata industri.

Per Maret 2013, Mandiri mencetak laba bersih Rp 4,3 triliun atau tumbuh 26,4% dibandingkan tahun sebelumnya tapi kredit hanya tumbuh 19,7% menjadi Rp 391,6 triliun. Laba CIMB Niaga mencapai Rp 1,05 triliun atau tumbuh 12% dan penyaluran  kredit naik 13% menjadi Rp129,83 triliun. Sementara BCA mencetak laba Rp 2,9 trilun atau melesat 25,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan kredit BCA menanjak 26,7% menjadi Rp 209,2 triliun.

Salah satu keberhasilan Mandiri dan BCA mencetak laba karena peningkatan net interest margin (NIM). Mandiri mencatatkan kenaikan NIM dari 5,03% menjadi 5,38%. Sementara NIM BCA naik dari  5,2% menjadi 5,9%.


Kenaikan NIM ini lantaran  perbankan gencar menyalurkan kredit konsumsi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki margin tinggi. Di Mandiri, kredit komersial tumbuh 23,6%, konsumer 21,1%, mikro tumbuh 58% dan business banking tumbuh 24,5%. Sementara kredit korporasi hanya beringsut 10% menjadi Rp 125 triliun.

Di BCA, kredit konsumer berlari paling kencang, tumbuh 34,4% menjadi Rp 71,7%. penopangnya, kredit pemilikan rumah (KPR), melonjak  43,1%. Selanjutnya, kredit komersial dan UKM yang tumbuh 30,2% menjadi Rp 105,7 triliun. Pertumbuhan kredit korporasi BCA 17,2% menjadi Rp 105,7 triliun.

Gambaran yang sama juga terjadi di CIMB Niaga. Bank yang mayoritas sahamnya milik investor asal  Malaysia ini mencatatkan pertumbuhan tertinggi dari personal loan dan mikro. "Masing-masing meningkat  75% dan 56%," kata Arwin Rasyid, Presiden Direktur CIMB Niaga

Kredit ke sektor komersial memberikan kontribusi terbesar dalam penyaluran kredit CIMB Niaga, yakni mencapai 40% atau senilai Rp59,60 triliun. Menyusul kredit konsumer sebesar Rp 45,09 triliun atau berkontribusi 31% dari total kredit, dan korporasi sebesar Rp 42,37 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan perekonomian global yang belum stabil dan inflasi yang terus meningkatm, menyebabkan  perseroan berhati-hati mengucurkan kredit. "NIM besar menjadikan kami mampu menjaga pertumbuhan laba," ujarnya, Senin (29/4).

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansury, menambahkan setiap tahun pertumbuhan NIM Mandiri tetap terjaga baik.  Mandiri berencana menekan NIM menjadi 5,5% pada akhir tahun  2013.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menjelaskan kenaikan NIM BCA lantaran penurunan  bunga deposito lebih tinggi ketimbang bunga kredit. Saat ini dengan dana di bawah Rp 2 miliar, BCA hanya memberi suku bunga deposito sebesar 3,25% setahun.

Pada kuartal I-2013, deposito  BCA merosot 10,7% menjadi Rp 69,4 triliun. sedangkan dana murah mencapai Rp 298,5 triliun atau meningkat 15,9%. Tahun ini BCA akan jaga NIM di angka 5,9%.       n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: