JAKARTA. Bayang-bayang perlambatan ekonomi tidak menghalangi niatan industri perbankan menggenjot kredit konsumer. Perbankan malah membidik pertumbuhan kredit lebih tinggi dari instruksi Bank Indonesia (BI), yakni di level 15%-17%. Contoh, Bank OCBC NISP. Bank yang mayoritas sahamnya milik investor Singapura ini membidik pertumbuhan kredit konsumer 20% di sepanjang 2014. Kucuran kredit konsumer terbesar bakal mengalir ke segmen kredit pemilikan rumah (KPR). Sisanya, ke kredit otomotif dan joint financing melalui multifinance. Dwidadi Sugito, Secured Loan Division Head Bank OCBC NISP, mengatakan porsi kredit KPR menyumbang hingga 95% terhadap total kredit konsumer. Kendati ada aturan loan to value (LTV), segmen KPR masih mampu tumbuh tinggi.
Kredit konsumsi masih tumbuh tinggi
JAKARTA. Bayang-bayang perlambatan ekonomi tidak menghalangi niatan industri perbankan menggenjot kredit konsumer. Perbankan malah membidik pertumbuhan kredit lebih tinggi dari instruksi Bank Indonesia (BI), yakni di level 15%-17%. Contoh, Bank OCBC NISP. Bank yang mayoritas sahamnya milik investor Singapura ini membidik pertumbuhan kredit konsumer 20% di sepanjang 2014. Kucuran kredit konsumer terbesar bakal mengalir ke segmen kredit pemilikan rumah (KPR). Sisanya, ke kredit otomotif dan joint financing melalui multifinance. Dwidadi Sugito, Secured Loan Division Head Bank OCBC NISP, mengatakan porsi kredit KPR menyumbang hingga 95% terhadap total kredit konsumer. Kendati ada aturan loan to value (LTV), segmen KPR masih mampu tumbuh tinggi.