Kredit Konsumsi Perbankan Masih Tumbuh Meski Daya Beli Masyarakat Melemah



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pertumbuhan kredit konsumsi perbankan masih mampu tumbuh high single digit secara industri sampai dengan September 2024 meski kondisi daya beli masyarakat yang tengah melesu belakangan ini. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kredit konsumsi perbankan tumbuh sebesar 10,88% secara tahunan (year on year/YoY) per September 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Agustus yang sebesar 10,83% YoY.

Sementara itu sejumlah bank tanah air mencatatkan pertumbuhan kredit konsumsi double digit di atas pertumbuhan industri. Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mencatatkan pertumbuhan kredit consumer sebesar 14,6% YoYsampai September 2024 dengan nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp 137 triliun.


Ini sekaligus pertumbuhan tertinggi di antara bank di jajaran KBMI 4 lainnya.

Baca Juga: Pailitnya Sritex Jadi Momentum Perbaikan Industri Tekstil

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo Budiprabowo menyatakan, kredit konsumsi menjadi pilar kedua pertumbuhan kredit BNI setelah segment korporasi.

Pertumbuhan kredit konsumsi ini didukung oleh pertumbuhan sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau BNI Griya yang tumbuh 13% mencapai Rp 63,8 triliun per September 2024.

Segmen pendukung lainnya adalah personal loan atau kredit perorangan yang tumbuh solid 15,7% YoY mencapai Rp 56 triliun, dan disusul segmen bisnis kartu kredit BNI yang tumbuh 8% YoY hingga mencapai Rp 14,6 triliun per September 2024.

Okki menyebut, pertumbuhan ini juga diiringi oleh kualitas asset yang terus membaik, tercermin dari NPL kredit konsumsi yang membaik secara tahunandari 2% turun ke level 1,6% per September 2024.

Pencapaian ini tidak terlepas dari layanan perbankan BNI yang sangat dekat dengan berbagai segmen customer terlebih adanya transformasi digital yang terus ditingkatkan. Hingga akhir tahun BNI optimis, kredit consumer dapat tetap tumbuh melanjutkan kinerja positif. 

"Kami juga berharap berbagai program prioritas ekonomi yang dijalankan pemerintah ke depan dapat mendorong permintaan kredit dan meningkatkan transaksi perbankan khususnya segmen konsumer yang juga berkaitan dengan daya beli masyarakat," ungkap Okki kepada Kontan, Jumat (3/11).

Selanjutnya ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mencatatkan pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 13,1% YoY sampai September 2024 dengan nilai kredit yang disalurkan mencapai Rp 216,5 triliun.

Baca Juga: Pemangkasan Suku Bunga The Fed Buka Peluang BI Turunkan BI Rate

EVP Corporate Communication and Social Responsibility Hera F Haryn menyatakan, pertumbuhan kredit konsumsi didorong oleh penyaluran KPR yang tumbuh 10,7% YoY mencapai Rp 130,4 triliun serta segmen kredit kendaraan bermotor (KKB) yang tumbuh sebesar 17,9% YoY menjadi Rp64,1 triliun per September 2024. 

Sementara outstanding pinjaman konsumer lainnya yang mayoritas kartu kredit naik 15,0% YoY mencapai Rp21,9 triliun. Peningkatan permintaan kredit konsumer juga didorong pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp 78 triliun

"BCA optimistis penyaluran kredit konsumer akan terus tumbuh ke depannya, dengan konsisten memberikan beragam promo menarik. Kami juga berkomitmen menyalurkan kredit secara pruden, sekaligus mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko disiplin," ungkap Hera kepada Kontan.

Adapun bank besar lainnya seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan kredit konsumsi tumbuh 10% dengan nilai kredit mencapai Rp 18,5 triliun. Sementara masih pada periode yang sama, kredit PT Bank Mandiri Tbk untuk segmen kredit konsumsi tumbuh sebesar 7,51% YoY dengan nilai kredit mencapai Rp 118 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .