JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit konsumer menjadi penyumbang kenaikan kredit terbesar kedua setelah kredit investasi sampai kuartal III-2016. Pertumbuhan kredit konsumer tercatat sebesar 7,96% yoy menjadi Rp 116,5 triliun di kuartal III-2016. Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia sampai September 2016, bank BUKU IV dan III merupakan penyumbang kenaikan terbesar kredit konsumsi sebesar masing-masing 10,61% yoy dan 9,34% yoy. Sedangkan secara komposisi kedua BUKU ini menyumbang 84% dari total kredit konsumer industri perbankan. Tingginya kenaikan kredit konsumsi ini salah satunya karena risiko kredit sektor konsumsi yang cukup rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rasio kredit bermasalah atau NPL kredit konsumsi yang paling rendah dibandingkan kredit investasi dan modal kerja. NPL kredit konsumsi kuartal III-2016 tercatat sebesar 1,71% atau lebih rendah dari rata-rata NPL perbankan di periode yang sama sebesar 3,1%.
Kredit konsumsi perbankan tumbuh 7,96% yoy di Q3
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit konsumer menjadi penyumbang kenaikan kredit terbesar kedua setelah kredit investasi sampai kuartal III-2016. Pertumbuhan kredit konsumer tercatat sebesar 7,96% yoy menjadi Rp 116,5 triliun di kuartal III-2016. Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia sampai September 2016, bank BUKU IV dan III merupakan penyumbang kenaikan terbesar kredit konsumsi sebesar masing-masing 10,61% yoy dan 9,34% yoy. Sedangkan secara komposisi kedua BUKU ini menyumbang 84% dari total kredit konsumer industri perbankan. Tingginya kenaikan kredit konsumsi ini salah satunya karena risiko kredit sektor konsumsi yang cukup rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rasio kredit bermasalah atau NPL kredit konsumsi yang paling rendah dibandingkan kredit investasi dan modal kerja. NPL kredit konsumsi kuartal III-2016 tercatat sebesar 1,71% atau lebih rendah dari rata-rata NPL perbankan di periode yang sama sebesar 3,1%.