Kredit korporasi mulai melaju kencang



JAKARTA. Perbankan mulai gencar mengucurkan kredit korporasi. BNI dan Bank Mandiri misalnya, telah menyiapkan dana kredit korporasi hingga puluhan triliun rupiah yang akan mereka pinjamkan ke berbagai perusahaan. Di antaranya sektor infrastruktur, jalan tol, agribisnis, minyak dan gas (migas), serta konstruksi. Namun, perbankan tetap hati-hati. Misalnya mereka membatasi pinjaman valuta asing (valas).

Krishna R. Suprapto, Direktur Business Banking BNI, mengungkapkan plafon kredit korporasi BNI sampai akhir tahun mencapai Rp 65 triliun. Sementara, realisasi kredit per Juni 2012 sekitar Rp 40 triliun. Nah, untuk mencapai target itu, bank berlogo angka 46 ini menjajaki beberapa perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur dan agribisnis. "Akhir Agustus ini atau paling lambat awal September, kami akan memberikan kredit sebesar Rp 200 miliar ke perusahaan sektor agribisnis, khususnya kelapa wasit, untuk pengembangan lahan," kata Krishna, Selasa (28/8). .

Bank pelat merah ini juga mengikuti proses penawaran atau bidding kredit infrastruktur ke PT Thiess Contractors Indonesia (TCI) untuk pembangunan jalan tol Solo Ngawi Jaya, Ngawi Kertosono Jaya, dan Cinere Serpong Jaya. BNI dan bank lain berencana memberi kredit sindikasi Rp 1,5 triliun untuk salah satu proyek tol itu. BNI juga menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk perusahaan migas yang ingin melakukan pengeboran dan kebutuhan logistik migas.


Sunarso, Direktur Commercial and Business Banking Bank Mandiri, mengaku telah menyiapkan plafon kredit infrastruktur sebesar Rp 59,7 triliun sampai akhir tahun dan telah terealisasi Rp 36,256 triliun per Juni. "Realisasi kredit masih jauh dari plafon karena terkendala seperti pembebasan lahan (proyek jalan tol)," ucap Sunarso.

Namun, Mandiri yakin target itu bisa tercapai. Mandiri telah mengalokasikan kredit tersebut untuk sejumlah proyek. Di antaranya proyek jalan sebesar Rp 8,84 triliun, kelistrikan Rp 10,62 triliun, transportasi Rp 14,86 triliun, telekomunikasi Rp 12,65 triliun, dan migas Rp 12,69 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: