JAKARTA. Kredit masih seret, penempatan dana bank di surat berharga, terutama obligasi masih cukup tinggi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Januari 2017 penempatan dana bank di obligasi naik 16,92% menjadi Rp 572 triliun (lihat tabel).Sejumlah faktor ditengarai menjadi sebab. Salah satunya minimnya permintaan dan risiko kredit yang masih tinggi. Data OJK menunjukkan, realisasi pertumbuhan kredit Januari 2017 hanya 8,26%, lebih rendah dari periode sama tahun 2016 yang sebesar. Di sisi lain, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) di Januari 2017 naik 36 bps dari periode sama tahun 2016 jadi 3,09%.Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK mengatakan, penempatan dana di obligasi, terutama milik pemerintah merupakan salah satu strategi bank memarkir kelebihan likuiditas. Untuk cadangan kedua (secondary reserve) bagi bank, terang Irwan kepada KONTAN, Senin (27/3).
Kredit lesu, dana bank parkir di surat utang
JAKARTA. Kredit masih seret, penempatan dana bank di surat berharga, terutama obligasi masih cukup tinggi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Januari 2017 penempatan dana bank di obligasi naik 16,92% menjadi Rp 572 triliun (lihat tabel).Sejumlah faktor ditengarai menjadi sebab. Salah satunya minimnya permintaan dan risiko kredit yang masih tinggi. Data OJK menunjukkan, realisasi pertumbuhan kredit Januari 2017 hanya 8,26%, lebih rendah dari periode sama tahun 2016 yang sebesar. Di sisi lain, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) di Januari 2017 naik 36 bps dari periode sama tahun 2016 jadi 3,09%.Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK mengatakan, penempatan dana di obligasi, terutama milik pemerintah merupakan salah satu strategi bank memarkir kelebihan likuiditas. Untuk cadangan kedua (secondary reserve) bagi bank, terang Irwan kepada KONTAN, Senin (27/3).