JAKARTA. Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Se-Indonesia (Perbarindo) mengakui tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengalami peningkatan. Namun hal ini tak perlu dikhawatirkan karena merupakan dampak sesaat dari situasi ekonomi nasional yang melambat. Menurut Joko Suyanto, Ketua Umum Perbarino, tahun ini ada tren kenaikan sedikit demi sedikit tingkat NPL BPR dibanding akhir tahun 2013 yang mencapai 4,41%. “Saat ini di akhir Agustus 2014, NPL kita sempat naik diatas 5%. Tapi ini bukanlah tren yang mengkhawatirkan,” kata Joko saat dihubungi KONTAN, Senin (20/10). Tren peningkatan NPL BPR sebetulnya juga terjadi di Bank Umum. Semua ini tak lepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang mempengaruhi kegiatan bisnis para debitur BPR.
Kredit Macet BPR dianggap belum mengkhawatirkan
JAKARTA. Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Se-Indonesia (Perbarindo) mengakui tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengalami peningkatan. Namun hal ini tak perlu dikhawatirkan karena merupakan dampak sesaat dari situasi ekonomi nasional yang melambat. Menurut Joko Suyanto, Ketua Umum Perbarino, tahun ini ada tren kenaikan sedikit demi sedikit tingkat NPL BPR dibanding akhir tahun 2013 yang mencapai 4,41%. “Saat ini di akhir Agustus 2014, NPL kita sempat naik diatas 5%. Tapi ini bukanlah tren yang mengkhawatirkan,” kata Joko saat dihubungi KONTAN, Senin (20/10). Tren peningkatan NPL BPR sebetulnya juga terjadi di Bank Umum. Semua ini tak lepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang mempengaruhi kegiatan bisnis para debitur BPR.