Kredit macet BRI Agro naik



JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) mencatat kenaikan rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) di sepanjang kinerja 2012. Di 2011, rasio kredit macet gross-nya yaitu 3,55%. Lalu hingga akhir tahun lalu menjadi 3,71%.

"Tapi NPL ini masih dalam rentang yang wajar," klaim Direktur Utama BRI Agro Heru Heru Sukanto, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, (3/4).

Ia menyebut, rasio kredit macet besar terlihat pada kredit kemitraan yang bersifat konsumtif. Terlebih, ada penyesuaian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sehingga berpengaruh pada perhitungan NPL tersebut.


Meski begitu, kredit yang disalurkan mencatat kenaikan 38,8% dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 2,5 triliun. Dari jumlah tersebut, pembiayaan terbesar disalurkan ke sektor agribisnis dengan porsi sekitar 60%.

Heru mengatakan, BRI Agro banyak masuk di perkebunan besar dengan mitra utamanya Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN). Disebut Heru, bisnis kelapa sawit dan gula terbilang baik saat ini. "Kami optimis masuk di komoditas itu," ucapnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) sudah mulai menyosialisasikan akan mengatur besaran Loan to Value (LTV) kredit sektor pertanian. Dengan aturan tersebut, diharapkan bank dapat meminimalisir potensi kredit macet.

Heru bilang, BRI Agro telah memberlakukan LTV 35% untuk kredit investasi on share. Lalu untuk kredit modal kerja yaitu 30%.

Tahun ini, Heru mengatakan bahwa BRI Agro akan berusaha menurunkan rasio kredit macetnya. Untuk itu, usaha yang dilakukan adalah membuat kebijakan prosedur kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: