JAKARTA. Penyaluran kredit sektor konstruksi di tahun 2015 cukup kencang. Namun sisi lain, risiko kredit macet alias non performing loan (NPL) sektor itu juga makin tinggi. Mengacu data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), hingga Juli 2015, penyaluran kredit sektor konstruksi tercatat sebanyak Rp 165,57 triliun. Jumlah ini tumbuh 23,96% dari posisi Juli 2014 yang masih sebesar Rp 133,57 triliun. Namun pada saat yang bersamaan, NPL sektor konstruksi turut meningkat. Hingga Juli tahun ini, kredit bermasalah sektor konstruksi sudah tembus ke level 5,54% (lihat tabel). Sebagai pembanding, pada periode Juli 2014 angka NPL kredit konstruksi masih di kisaran 4,40%.
Kredit macet di konstruksi makin tinggi
JAKARTA. Penyaluran kredit sektor konstruksi di tahun 2015 cukup kencang. Namun sisi lain, risiko kredit macet alias non performing loan (NPL) sektor itu juga makin tinggi. Mengacu data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), hingga Juli 2015, penyaluran kredit sektor konstruksi tercatat sebanyak Rp 165,57 triliun. Jumlah ini tumbuh 23,96% dari posisi Juli 2014 yang masih sebesar Rp 133,57 triliun. Namun pada saat yang bersamaan, NPL sektor konstruksi turut meningkat. Hingga Juli tahun ini, kredit bermasalah sektor konstruksi sudah tembus ke level 5,54% (lihat tabel). Sebagai pembanding, pada periode Juli 2014 angka NPL kredit konstruksi masih di kisaran 4,40%.