JAKARTA. Kendati harga komoditas mulai bangkit, ada baiknya para bankir tak jor-joran mengguyur kredit ke sektor ini. Sebab, hingga akhir tahun lalu kinerja perbankan masih dibebani tumpukan kredit bermasalah (non perfoeming loan/NPL), utamanya dari sektor komoditas. Iklim suram di sektor komoditas masih menjadi pekerjaan rumah para bankir di tahun ini. Mengacu data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPL pertambangan dan penggalian tembus ke level 7,37% per November 2016 sekaligus NPL tertinggi di antara seluruh sektor kredit. Rasio NPL ini melompat dari level 4,2% di akhir 2015. Besaran NPL sektor pertambangan juga sudah melewati batas aman yang dipatok OJK maksimum di level 5%. Nilai kredit macet di sektor pertambangan tercatat Rp 9,40 triliun dari total kucuran kredit sebesar Rp 127,51 triliun.
Kredit macet komoditas bebani laba bank
JAKARTA. Kendati harga komoditas mulai bangkit, ada baiknya para bankir tak jor-joran mengguyur kredit ke sektor ini. Sebab, hingga akhir tahun lalu kinerja perbankan masih dibebani tumpukan kredit bermasalah (non perfoeming loan/NPL), utamanya dari sektor komoditas. Iklim suram di sektor komoditas masih menjadi pekerjaan rumah para bankir di tahun ini. Mengacu data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPL pertambangan dan penggalian tembus ke level 7,37% per November 2016 sekaligus NPL tertinggi di antara seluruh sektor kredit. Rasio NPL ini melompat dari level 4,2% di akhir 2015. Besaran NPL sektor pertambangan juga sudah melewati batas aman yang dipatok OJK maksimum di level 5%. Nilai kredit macet di sektor pertambangan tercatat Rp 9,40 triliun dari total kucuran kredit sebesar Rp 127,51 triliun.