Kredit macet, Mandiri siapkan pencadangan 130%



JAKARTA. Pelambatan pertumbuhan ekonomi menjadikan industri perbankan Tanah Air berjaga-jaga. Perlambatan pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh pada peningkatan rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) perbankan.

Industri perbankan nasional tampaknya memperkirakan terjadinya peningkatan NPL. PT Bank Mandiri Tbk salah satunya. Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, masa susah bagi perbankan bukan hanya dikarenakan oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat, tetapi juga dari capaian negatif profit industri perbankan.

"Kemungkinan pelambatan ini menyebabkan terjadinya peningkatan NPL dari generic income. Portofolio kredit juga memburuk, sehingga kami melakukan pencadangan yang cukup," kata Budi di Jakarta, Kamis (30/7).


Menurut Budi, peningkatan pencadangan atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), telah dilakukan oleh bank dengan kode emiten BMRI ini sejak tahun lalu. Sebab, perseroan telah memperkirakan bahwa tahun 2015 juga masih akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri perbankan. Peningkatan pencadangan ini, turut mempengaruhi perhitungan profit perseroan.

"Bank Mandiri profitnya tumbuh 3,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, karena banyak yang dimasukkan ke dalam hitungan pencadangan," jelas Budi.

Budi merinci, akhir tahun 2014, bank dengan logo pita emas ini menyiapkan coverage ratio CKPN mencapai 200%. Per Maret 2015, cadangan tersebut turun ke level 188% dan pada akhir semester I-2015 susut ke level 168%. Sementara itu, secara konsolidasi, CKPN grup Mandiri turun menjadi 135%.

"Jadi kalau dilihat, quarter per quarter, kami mengalami penurunan pencadangan turun sekitar 20 basis poin. Kalau dilihat trennya sampai kemana, sampai trennya membaik, maka penurunannya sebesar itu," ungkap Budi.

Pejabat Eksekutif Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, perseroan akan menjaga coverage ratio atau pencadangan di level 130% sampai dengan akhir tahun mendatang. "Kami tentu berharap perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak akan berlanjut hingga ke semester II-2015. Namun kami tetap berhati-hati dan menyiapkan cadangan tidak turun dari 130%," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto