JAKARTA. Bayang-bayang perlambatan ekonomi menjadi momok menakutkan bagi perbankan. Maklum, bila ekonomi seret, kemampuan debitur mengembalikan utang ke perbankan turut terganggu. Atas dasar itulah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti perbankan mencermati betul rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Pantauan OJK, tekanan terhadap debitur semakin membesar dengan adanya kenaikan biaya dana yang berujung pada tren kenaikan bunga kredit. Mulya E. Siregar, Deputi Komisioner Bidang Pengaturan Perbankan OJK, memprediksi, perlambatan ekonomi dan pengetatan likuiditas bakal memicu kenaikan NPL perbankan. Proyeksi OJK, secara keseluruhan, NPL perbankan nasional masih bisa terjaga di bawah level krusial 5% di akhir tahun. Namun, kenaikan NPL berpotensi membesar di semester II. Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi, diantaranya; bunga kredit terus naik, bank tidak selektif dalam penyaluran kredit dan bank tidak mengerem pertumbuhan kredit sesuai arahan OJK di level 15%-17%. "Kemungkinan kenaikan NPL selalu ada," ujar Mulya, Senin (16/6).
Kredit macet membayangi langkah perbankan
JAKARTA. Bayang-bayang perlambatan ekonomi menjadi momok menakutkan bagi perbankan. Maklum, bila ekonomi seret, kemampuan debitur mengembalikan utang ke perbankan turut terganggu. Atas dasar itulah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti perbankan mencermati betul rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Pantauan OJK, tekanan terhadap debitur semakin membesar dengan adanya kenaikan biaya dana yang berujung pada tren kenaikan bunga kredit. Mulya E. Siregar, Deputi Komisioner Bidang Pengaturan Perbankan OJK, memprediksi, perlambatan ekonomi dan pengetatan likuiditas bakal memicu kenaikan NPL perbankan. Proyeksi OJK, secara keseluruhan, NPL perbankan nasional masih bisa terjaga di bawah level krusial 5% di akhir tahun. Namun, kenaikan NPL berpotensi membesar di semester II. Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi, diantaranya; bunga kredit terus naik, bank tidak selektif dalam penyaluran kredit dan bank tidak mengerem pertumbuhan kredit sesuai arahan OJK di level 15%-17%. "Kemungkinan kenaikan NPL selalu ada," ujar Mulya, Senin (16/6).