JAKARTA. Ledakan kredit macet alias bad debt mulai menghantui industri pembiayaan alias multifinance. Makanya perusahaan pembiayaan kini meningkatkan pencadangan piutang ragu-ragu. Sejumlah perusahaan multifinance mengakui telah melakukan antisipasi itu. Sebut saja, PT BFI Finance, PT Bussan Auto Finance (BAF), dan PT Buana Finance Tbk. Direktur BFI Finance Cornelis Henry Kho menyatakan, kenaikan pencadangan piutang ragu-ragu bersifat mengantisipasi kemungkinan peningkatan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). "Dalam situasi keuangan seperti sekarang, kami harus waspada," kata Cornelis, Selasa (14/4). Biasanya, BFI Finance hanya menganggarkan pencadangan piutang ragu-ragu sebesar 3% dari total nilai pembiayaan. Ambil contoh tahun 2007, BFI menyediakan pencadangan Rp 145 miliar yang mewakili 3% dari total kredit. Tapi sejak 2008, BFI Finance meningkatkan alokasi pencadangan menjadi 4,5% dari total pembiayaan. "Kemungkinan ini lebih dari cukup. Kami yakin nilai itu memadai," ujar Cornelis. BAF malah melakukan tindakan yang lebih protektif. Kini mereka meningkatkan pencadangan piutang ragu-ragu sebesar 13% dari nilai tahun sebelumnya. "Kami harus bersiap-siap," ujar Josef Inafian, Corporate Planning BAF. NPL mulai naik
Kredit Macet Multifinance Menggemuk
JAKARTA. Ledakan kredit macet alias bad debt mulai menghantui industri pembiayaan alias multifinance. Makanya perusahaan pembiayaan kini meningkatkan pencadangan piutang ragu-ragu. Sejumlah perusahaan multifinance mengakui telah melakukan antisipasi itu. Sebut saja, PT BFI Finance, PT Bussan Auto Finance (BAF), dan PT Buana Finance Tbk. Direktur BFI Finance Cornelis Henry Kho menyatakan, kenaikan pencadangan piutang ragu-ragu bersifat mengantisipasi kemungkinan peningkatan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). "Dalam situasi keuangan seperti sekarang, kami harus waspada," kata Cornelis, Selasa (14/4). Biasanya, BFI Finance hanya menganggarkan pencadangan piutang ragu-ragu sebesar 3% dari total nilai pembiayaan. Ambil contoh tahun 2007, BFI menyediakan pencadangan Rp 145 miliar yang mewakili 3% dari total kredit. Tapi sejak 2008, BFI Finance meningkatkan alokasi pencadangan menjadi 4,5% dari total pembiayaan. "Kemungkinan ini lebih dari cukup. Kami yakin nilai itu memadai," ujar Cornelis. BAF malah melakukan tindakan yang lebih protektif. Kini mereka meningkatkan pencadangan piutang ragu-ragu sebesar 13% dari nilai tahun sebelumnya. "Kami harus bersiap-siap," ujar Josef Inafian, Corporate Planning BAF. NPL mulai naik