Kredit macet multifinance menyusut ke level 2,96% akhir 2017



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit macet industri multifinance kian melandai hingga akhir tahun 2017, setelah memanas pada pertengahan tahun lalu. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memprediksi, perbaikan akan berlanjut di tahun ini.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), angka non performing finance (NPF) multifinance di akhir Desember tahun lalu berada di posisi 2,96%. Angka ini mengalami penurunan dibanding akhir 2016 yang berada di level 3,26%. Meskipun angka kredit macet sempat menjulang di pertengahan tahun yakni pada bulan Juni sebesar 3,47% namun berhasil menyusut.

Ketua APPI Suwandi Wiratno mengatakan, tren perbaikan memang sudah terlihat menuju akhir tahun lalu. Pola peningkatan yang tertinggi memang kerap kali terjadi saat menuju musim lebaran sehingga berimbas pada rasio kredit macet.


"Setiap tahun memang polanya demikian. Tahun ini kami lihat akan ada perbaikan dibanding tahun lalu," kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).

Tahun ini, Suwandi memproyeksikan angka NPF akan berada di kisaran 2,7% dengan melihat perekonomian dalam negeri yang mulai bangkit menuju perbaikan.

Suwandi yang juga selaku Presiden Direktur PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) optimistis, tren NPF perusahaannya juga akan terus membaik. Di akhir tahun lalu, CSUL Finance mencatatkan angka kredit macet di kisaran 1%, sedangkan di 2016 lalu realisasinya masih terhitung flat.

"Kami berusaha jaga di rentang 1%-1,5% di tahun ini," ujar Suwandi.

Adapun dia bilang, dalam menjaga angka NPF, CSUL Finance juga mengaku akan lebih selektif dalam pemilihan nasabah. Selain itu, proses awal dalam penyetujuan kredit juga cenderung berhati-hati. Dalam memitigasi risiko, perusahaannya juga telah bekerjasama dengan Pefindo Biro Kredit sehingga mampu meminimalisir kredit yang tidak memiliki kualitas baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia