Kredit macet multifinance mulai menurun



JAKARTA. Perusahaan pembiayaan menjaga ketat kondisi kesehatan kredit. Hal ini tercermin dari rasio kredit macet alias non performing finance (NPF) hingga Februari 2017 yang melandai.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, rasio kredit bermasalah di industri multifinance menurun dibanding akhir 2016. Per Februari 2017, rasio NPF multifinance tercatat 3,03%, turun dari akhir 2016 sebesar 3,26%.

Direktur Utama PT Mitra Pinasthika Mustika Finance (MPM Finance) Johny Kandano menyebut, di 2016 bisnis pembiayaan dibayangi melempemnya permintaan kredit. Dus, pelaku usaha harus rajin-rajin membuka pasar baru. Tapi, bila terlalu agresif membuka pasar baru bisa membuat NPF membengkak.


"Ini semua tak lepas dari kondisi ekonomi makro di tahun lalu," kata Johny. Harga-harga komoditas di 2016 juga berada di posisi rendah. Imbasnya, kemampuan debitur di wilayah penghasil komoditas dalam memenuhi kewajiban menjadi tersendat.

Strategi khusus

Meski begitu, MPM Finance justru mampu menekan NPF dari di atas 3% pada 2015 menjadi 2,7% pada saat ini. Salah satu strategi MPM Finance menekan NPF adalah selektif menyaring aplikasi yang masuk. Terutama pada wilayah yang terpapar perlambatan ekonomi.

Sementara bagi debitur yang terlanjur punya tunggakan, Johny bilang, MPM Finance memberikan kemudahan membayar cicilan. Misalnya pelonggaran waktu pembayaran. Ini karena karena sejumlah debitur mengalami kendala keuangan. Langkah ini diklaim menghindari potensi kenaikan NPF dari nasabah baru. Saat bersamaan kredit macet dari nasabah eksisting dikikis.

PT BFI Finance Indonesia juga mampu menekan kredit macet. Direktur BFI Finance Sudjono mengatakan di kuartal I-2017 rasio NPF BFI sebesar 1,01%, turun dari periode sama tahun 2016 sebesar 1,56%. "Sejauh ini rasio NPF kami masih jauh di bawah rata-rata industri," ujar dia.

Kata Sudjono, penurunan NPF BFI Finance merupakan buah dari strategi pengalihan pasar. Pada 2016, multifinance ini mengurangi porsi pembiayaan mobil baru. Sebab, menurut dia, segmen pembiayaan mobil baru ini memiliki risiko NPF cukup tinggi.

Segmen lain yang dikurangi adalah pembiayaan alat berat. Seperti halnya mobil baru, segmen pembiayaan alat berat juga punya rasio kredit macet cukup besar akibat rendahnya harga komoditas. Sampai akhir 2017, Sudjono berharap, kondisi ekonomi makro kondusif, sehingga BFI bisa menjaga kesehatan kredit. Targetnya, rasio NPF BFI sepanjang 2017 di bawah 1%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini