Kredit macet multifinance per Januari 2018 susut di level 2,95%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal tahun ini, rasio kredit macet perusahaan pembiayaan semakin menyusut. Sikap kehati-hatian pelaku industri membuat non perfoming finance (NPF) berhasil turun ke posisi 2,95% pada Januari 2018.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akhir Desember 2017, NPF multifinance berada di level 2,96%. Sementara dibandingkan dengan Januari 2017, rasio kredit macet masih tinggi di angka 3,17%.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, penurunan yang kian berlanjut karena pergerakan industri yang kian membaik dari tahun sebelumnya.


Hingga akhir Januari 2018, angka outstanding pembiayaan pelaku usaha multifinance mencapai Rp 416,48 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 6,9% secara year on year  (yoy) dari Januari 2017 senilai Rp 389,52 trilun.

"Untuk NPF di tahun ini kami masih proyeksikan berkisar 2,7% hingga 2,9%. Masih di bawah 3%," kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Jumat (9/3).

Faktor lain yang mendukung peningkatan kualitas pembiayaan ialah adanya upaya bersih-bersih kredit macet yang dilakukan perusahaan multifinance pada tahun lalu, sehingga berdampak pada kualitas NPF di awal tahun ini.

Dengan demikian, APPI mewanti-wanti perusahaan yang memberi besaran uang muka alias down payment (DP) di awal proses kredit. Semakin kecil DP yang diberikan semakin besar peluang menimbulkan angka kredit macet.

"Tahun politik diharapkan tetap kondusif sehingga tidak mengganggu iklim bisnis," ujarnya

Suwandi yang jugaDirektur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing alias CSUL Finance mencatat penurunan angka NPF hingga akhir Januari 2018 menjadi sekitar 0,8% sampai 1%. Tahun ini, perusahaan masih akan mempertahankan angka kredit macet di kisaran 1% hingga 1,4%.

"Pemilihan segmen yang tepat akan berpengaruh pada tingkat rasio kredit macet. Sehingga kami juga selektif," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini