Kredit macet multifinance semakin turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit macet alias non performing finance (NPF) multifinance terus menyusut di tahun lalu. Tren ini diproyeksi berlanjut pada tahun 2018 ini.

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan rasio NPF multifinance akan menjadi 2,7% di tahun ini. Per November 2017 lalu,NPF multifinance tercatat 3,08%, turun dari November 2016 yang sebesar 3,20%. "Kami melihat NPF menuju tren perbaikan di tahun ini dengan kisaran 2,7%-2,9% karena multifinance menjalankan prinsip kehati-hatian," kata Suwandi Wiratno, Ketua APPI, Senin (15/1).

Penurunan NPF sejalan pertumbuhan bisnis multifinance di tahun ini. APPI memprediksikan, pembiayaan multifinance tumbuh 9%-11% di 2018.Suwandi yang juga menjabat Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) tersebut mengatakan, pihaknya akan mempertahankan rasio pembiayaan macet dikisaran 1%-1,4% pada tahun ini. "CSUL menjaga kualitas kredit, pemilihan nasabah dan uang muka jangan terlalu rendah," imbuh Suwandi.


Sementara, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) akan menjaga kredit macet di bawah 1% di 2018. Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, rasio NPF MTF pada tahun lalu tercatat 0,88%, turun dari 1,49% di 2016.Salah satu strategi MTF menekan kredit macet adalah fokus pada segmen pasar pertama yakni kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan nasabah Bank Mandiri.

MTF juga fokus ke segmen pasar dengan uang muka atau down payment (DP) sebesar 25% . PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk juga menargetkan pada tahun ini rasio NPF di bawah 2%. Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, akhir 2017 lalu, kredit macet Adira sudah di bawah 2%.

Strategi Adira Finance adalah selektif memilih nasabah. Selain itu, perusahaan ini juga menganalisis produk yang baik dan pemilihan lokasi kredit tepat. Pasca kredit pun, Adira Finance mengoptimalkan pengelolaan penagihan dan memaksimalkan dalam pengelolaan portofolio kredit. Adira Finance membidik pembiayaan naik 5%-10% menjadi Rp 32 triliun-Rp 33 triliun di 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini