Jakarta. Lesunya prospek pertumbuhan ekonomi ke depan menyebabkan perbankan menaikkan penyisihan pencadangan alias coverage ratio. Sampai akhir tahun, rasio kredit bermasalah (NPL) kotor diprediksi ada di level 3%, naik 51,2 basis poin dari tahun lalu 2,49%. Kepala Subdivisi Risiko dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhammad Doddy Arifianto memprediksi, NPL akan naik di kuartal II dan mencapai puncak pada kuartal III. "Namun di kuartal IV, kredit bermasalah akan turun seiring naiknya penyaluran kredit," ujar Doddy kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Hitungan dia, NPL gross akhir tahun berada di kisaran 3%-3,2%. Tren kenaikan NPL menyebabkan anggaran cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) alias biaya provisi bank naik 37,18%, lebih tinggi dari kenaikan pada kuartal I 2015 sebesar 18,03%.
Kredit Macet naik, perbankan pupuk cadangan
Jakarta. Lesunya prospek pertumbuhan ekonomi ke depan menyebabkan perbankan menaikkan penyisihan pencadangan alias coverage ratio. Sampai akhir tahun, rasio kredit bermasalah (NPL) kotor diprediksi ada di level 3%, naik 51,2 basis poin dari tahun lalu 2,49%. Kepala Subdivisi Risiko dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhammad Doddy Arifianto memprediksi, NPL akan naik di kuartal II dan mencapai puncak pada kuartal III. "Namun di kuartal IV, kredit bermasalah akan turun seiring naiknya penyaluran kredit," ujar Doddy kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Hitungan dia, NPL gross akhir tahun berada di kisaran 3%-3,2%. Tren kenaikan NPL menyebabkan anggaran cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) alias biaya provisi bank naik 37,18%, lebih tinggi dari kenaikan pada kuartal I 2015 sebesar 18,03%.