JAKARTA. Industri perbankan perlu mewaspadai rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada sektor pertambangan dan perdagangan. Perlahan tapi pasti, NPL di kedua sektor tersebut memperlihatkan tren peningkatan, seiring pelemahan pertumbuhan ekonomi. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan, meski ada kenaikan kredit bermasalah pada sektor perdagangan dan pertambangan, namun rasionya belum mengkhawatirkan, lantaran masih di bawah 5%. "Pada kedua sektor itu terjadi kenaikan kredit bermasalah lebih cepat. Itu wajar karena terjadi perlambatan ekonomi," terang Halim, pekan lalu. Mengutip data BI per Mei 2014, NPL kredit sektor pertambangan dan penggalian tercatat sebesar 2,47% atau senilai Rp 2,90 triliun. Padahal, pada Mei 2013 lalu, NPL sektor ini hanya sebesar 0,96% atau setara Rp 1,09 triliun.
Kredit macet pertambangan & perdagangan meningkat
JAKARTA. Industri perbankan perlu mewaspadai rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada sektor pertambangan dan perdagangan. Perlahan tapi pasti, NPL di kedua sektor tersebut memperlihatkan tren peningkatan, seiring pelemahan pertumbuhan ekonomi. Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan, meski ada kenaikan kredit bermasalah pada sektor perdagangan dan pertambangan, namun rasionya belum mengkhawatirkan, lantaran masih di bawah 5%. "Pada kedua sektor itu terjadi kenaikan kredit bermasalah lebih cepat. Itu wajar karena terjadi perlambatan ekonomi," terang Halim, pekan lalu. Mengutip data BI per Mei 2014, NPL kredit sektor pertambangan dan penggalian tercatat sebesar 2,47% atau senilai Rp 2,90 triliun. Padahal, pada Mei 2013 lalu, NPL sektor ini hanya sebesar 0,96% atau setara Rp 1,09 triliun.