JAKARTA. Laba multifinance dalam enam bulan pertama tahun ini menciut. Laba tergerus kredit macet yang meningkat. Apalagi pertumbuhan pembiayaan sedikit melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PT Astra Sedaya Finance (ASF) misalnya, meraih laba Rp 506 miliar di semester I 2015, turun 7,6% secara year-on-year (yoy). Laba turun karena rasio non performing loan (NPL) ASF meningkat. "NPL kami naik sedikit dari 0,5% menjadi menjadi 0,7% sehingga laba kami tergerus," kata Jodjana Jody, Chief Executive Officer Astra Sedaya Finance, Minggu (2/8). Kredit macet meningkat karena dua hal. Pertama, berkurangnya kemampuan mengangsur kredit para nasabah individu. Ini terjadi karena harga-harga kebutuhan mahal sehingga nasabah memilih memprioritaskan kebutuhan pokok. Kedua, pada segmen korporasi terjadi pelemahan harga komoditas perkebunan dan pertambangan sehingga juga mempengaruhi kemampuan cicilan.
Kredit mampet, laba multifinance seret
JAKARTA. Laba multifinance dalam enam bulan pertama tahun ini menciut. Laba tergerus kredit macet yang meningkat. Apalagi pertumbuhan pembiayaan sedikit melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PT Astra Sedaya Finance (ASF) misalnya, meraih laba Rp 506 miliar di semester I 2015, turun 7,6% secara year-on-year (yoy). Laba turun karena rasio non performing loan (NPL) ASF meningkat. "NPL kami naik sedikit dari 0,5% menjadi menjadi 0,7% sehingga laba kami tergerus," kata Jodjana Jody, Chief Executive Officer Astra Sedaya Finance, Minggu (2/8). Kredit macet meningkat karena dua hal. Pertama, berkurangnya kemampuan mengangsur kredit para nasabah individu. Ini terjadi karena harga-harga kebutuhan mahal sehingga nasabah memilih memprioritaskan kebutuhan pokok. Kedua, pada segmen korporasi terjadi pelemahan harga komoditas perkebunan dan pertambangan sehingga juga mempengaruhi kemampuan cicilan.