Kredit Manufaktur Anjlok Karena Industri Kurang Berkembang



JAKARTA. Pertumbuhan kredit ke industri manufaktur hingga akhir tahun 2009 mengalami penurunan. Sementara kredit untuk sektor lainnya tetap tumbuh positif.Mengutip data Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia, hingga akhir Desember 2009, total outstanding kredit sektor manufaktur tercatat Rp 246,19 triliun. Jumlah ini anjlok sebesar 8,6% dibandingkan periode yang sama di 2008 yang sebesar Rp 269,58 triliun.Penurunan kredit terbesar di sektor industri manufaktur terjadi pada bank asing dan campuran. Per Desember 2009, total kredit untuk sektor manufaktur di perbankan asing mencapai Rp 59,31 triliun, turun 20,3% dibandingkan tahun sebelumnya.Sementara Bank Pembangunan Daerah (BPD) mencatat pertumbuhan paling tinggi. Per Desember 2009, total kredit BPD untuk manufaktur mencapai Rp 1,146 triliun.Pengamat perbankan, Eko B. Supriyanto, mengatakan, penurunan ini tak terhindarkan lantaran industri manufaktur kurang berkembang. Hampir 10 tahun terakhir, terutama setelah krisis ekonomi 1997, penyaluran kredit ke sektor ini terus menyusut.Menurut data BI, pada 2002 porsi kredit manufaktur mencapai 37,6% dari total kredit perbankan. Angka itu terus menyusut hingga tinggal 17,2% pada akhir 2009 Ke depan, industri ini akan makin tertekan paska pemberlakuan perjanjian ASEAN - China Free Trade Agreement alias ACFTA. "Produk China yang lebih murah akan masuk ke Indonesia. Ini memukul industri dan mengurangi minat perbankan menyalurkan kredit," kata Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Johana K.