Kredit manufaktur hingga April tumbuh 4%



JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit sektor manufaktur sudah tumbuh sebesar 4% secara tahunan atau year on year (yoy) sampai April 2017. Kredit manufaktur ini menyumbang sekitar 17,36% dari total kredit perbankan.

Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis OJK Aslan Lubis mengatakan, pertumbuhan kredit manufaktur disumbang oleh perbaikan di industri pengolahan.

"Dipicu oleh ekspor non migas yaitu elektronik mobil dan turunannya," ujar Aslan, Kamis (15/6).


Pertumbuhan kredit manufaktur yang membaik pada April tahun ini berbanding terbalik dengan tahun lalu yang negatif. Diharapkan sampai akhir 2017, pertumbuhan kredit manufaktur bisa mendorong kredit secara keseluruhan.

Kartika Wirjoarmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, kredit manufaktur terbesar disumbangkan oleh industri pengolahan kelapa sawit. "Kami mayoritas masih CPO dan beberapa perusahaan manufakur lain," ujar Tiko sapaan akrab Kartika, Jumat (18/6).

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan, sampai kuartal II 2017, kredit manufaktur diperkirakan akan tumbuh 6% sampai 7% secara yoy. "Didukung bisnis industri bahan kimia, makanan minuman, dan industri barang," ujar Herry, Jumat (16/6).

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) berharap, kredit manufaktur bisa naik 9% secara yoy. "Biasanya disumbangkan oleh kredit korporasi," katanya, Jumat (16/6).

Tidak ada strategi khusus BCA di sektor manufaktur. Namun, saat ini, bank berkode saham BBCA ini sudah memberikan bunga single kredit di sektor ini. Seiring dengan daya beli nasabah membaik diperkirakan pertumbuhan kredit manufaktur juga membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini