KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi, masyarakat tetap percaya menempatkan dananya di perbankan. Namun, lemahnya permintaan kredit membuat buat likuiditas bank semakin jumbo. Hal ini membuat perbankan memarkirkan dananya di surat berharga negara (SBN). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan Kredit perbankan terkontraksi 2,28% year on year (yoy) menjadi Rp 5.482,2 triliun per April 2021. Sedangkan kepemilikan SBN perbankan mencapai Rp 1.308,4 triliun hingga April 2021. Nilai itu meningkat dibandingkan sepanjang 2020 Rp 1.143 triliun. “Tentunya, bagaimana kita menggeser ini sebagian ke bentuk kredit. Permintaan kredit mulai meningkat karena salah satunya terkait mobilitas dan kepercayaan masyarakat,” papar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pada pekan lalu.
Baca Juga: Bank mulai terapkan tarif MDR 0,5% pada transaksi uang elektronik berbasis kartu BCA mencatat dana yang diletakkan dalam surat berharga mencapai Rp 208.9 triliun per Maret 2021. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim BCA mencermati penempatan itu sebagai bagian dari strategi pengelolaan likuiditas perusahaan. “Hal ini juga untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat. Likuiditas BCA yang sangat memadai, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid, serta mempertimbangkan imbal hasil yang baik dan instrumen yang beresiko rendah, diharapkan penempatan surat berharga BCA akan terus meningkat,” kata Vera kepada KONTAN pada Selasa (8/6). BCA mencermati permintaan kredit masih dalam proses pemulihan karena adanya pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis. Ia juga melihat bahwa pada umumnya industri saat ini masih mencermati upaya vaksinasi yang dilakukan pemerintah dan tren perkembangan pandemi ke depannya.